Selasa, 06 Desember 2022

BEST PRACTICE DEDE RENI MARLINA

 

LK 3.1 Menyusun Best Practices

 

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)  Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Peserta didik Dalam Pembelajaran

 

Lokasi

Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi

Lingkup Pendidikan

SMP Islam Al-Muhajirin Tahun Ajaran 2022-2023

Tujuan yang ingin dicapai

Untuk meningkatkan motivasi belajar, pemahaman konsep, kemampuan literasi sains, dan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada pembelajaran IPA.

Penulis

Dede Reni Marlina

Tanggal

2 Desember 2022

Situasi:

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

 

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah pembelajaran ini adalah:

1.    Motivasi belajar peserta didik pada pembelajaran IPA rendah. Kegiatan yang padat membuat peserta didik lelah, sehingga ketika melaksanakan pembelajaran di kelas cenderung kurang berminat yang ditandai dengan rata-rata peserta didik mengantuk dan tertidur dikelas. faktor penyebab lainnya juga dikarenakan metode yang digunakan masih berupa ceramah serta kurangnya penggunaan media yang digunakan dalam pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran peserta didik cenderung diam, duduk, dan mendengarkan penjelasan dari guru yang menyebabkan peserta didik kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran seperti bertanya, melakukan diskusi atau merespon pertanyaan guru. Berdasarkan hasil hasil analisis kuesioner diperoleh rata-rata peserta didik kurang termotivasi untuk melaksanakan pembelajaran IPA dengan skor rata-rata 70 dengan kategori cukup.

2.    Rendahnya pemahaman konsep peserta didik masih rendah, hal ini berdasarkan hasil penilaian pada tahun pelajaran 2021-2022 rata-rata nilai peserta didik masih rendah dengan rata-rata 68,75 masih di bawah ketuntasan minimal yaitu 70. Penyebabnya adalah media yang digunakan kurang menarik, pembelajaran yang monoton, dan tidak memfasilitasi gaya belajar peserta didik

3.    Rendahnya kemampuan literasi sains peserta didik hal ini ditandai dengan perolehan hasil nilai kemampuan literasi AKM pada tahun 2021 dengan perolehan nilai 2.47 dengan analisis Proporsi peserta didik dengan kemampuan literasi Perlu Intervensi Khusus artinya . hal ini disebabkan model pembelajaran yang digunakan masih berpusat pada guru belum menstimulasi peserta didik untuk memecahkan masalah dan belum mengaktifkan peserta didik untuk terlibat aktif melaksanaan kegiatan pembelajaran. Peserta didik merasa kesulitan memahami materi pembelajaran yang abstrak, sehingga peserta didik ingin mengalami langsung kegiatan pembelajaran di kelas.

4.    Rendahnya kemampuan berpikir kritis peserta didik ditandai dengan kurangnya kemampuan peserta didik untuk menyelesaikan soal kemampuan berpikir tinggi terutama kemampuan berpikir kritis.Hal ini disebabkan karena peserta didik tidak dibiasakan untuk melaksanakan pembelajaran yang bermasis masalah, dan melatihkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Berdasarkan data hasil analisis keterampilan berpikir kritis pada penilaian tengah semester ganjil menunjukan bahwa hasil yang diperoleh peserta didik dengan rata-rata skor 65 dengan kategori cukup.

Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan

Penulisan best practice oleh guru ini ditujukan untuk menyelesaikan masalah pendidikan yang ditemui oleh guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, dan pengawas.

Selain itu, menciptakan inovasi dan meningkatkan mutu layanan pendidikan di lembaga pendidikan, membangun kemampuan kritis dalam menyusun penyelesaian masalah yang logis dan konsisten.

 Best Practice perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran dengan  menggunakan model dan strategi yang tepat sehingga pembelajaran  inovatif dapat tercapai dengan baik. Oleh karena itu, dari hasil kajian  literatur dan wawancara, penulis yang berperan sebagai guru mendesain  pembelajaran inovatif untuk meningkatkan motivasi,  pemahaman konsep, kemampuan literasi sains dan kemampuan berpikir kritis peserta didik dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah yaitu model pembelajaran problem based learning dan model pembelajaran Discovery learning

 

Apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini

Dalam hal ini, guru berperan sebagai perancang dan pelaksana pembelajaran serta bertanggung jawab untuk melaksanakan dan mengembangkan proses pembelajaran agar berjalan secara interaktif, efektif, inovatif, dan menyenangkan. Pembelajaran dengan menggunakan model dan media yang akurat dan inovatif dapat memudahkan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan motivasi, pemahaman konsep, kemampuan literasi sains dan kemampuan berpikir tingkat tinggi sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Tantangan :

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

 

Ada banyak hal yang menjadi tantangan pada kegiatan praktik ini, seperti :

1.    Kesulitan merancang kegiatan pembelajaran yang bervariasi termasuk penyediaan LKPD dan sumber belajar agar suasana belajar tidak membosankan, agar pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah peserta didik mendapatkan suasana dan pengalaman yang berkesan dalam pembelajaran. Tantangan lain juga seperti sarana dan prasarana yang kurang memadai seperti laboratorium yang sulit dijangkau serta akses peserta didik yang terbatas sehingga media dan alat-alat belajar memanfaatkan yang mudah dijangkau imbasnya kualitas pembelajaran kurang maksimal

2.    Kesulitan dalam pemilihan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik materi pelajaran dan karakteristik peserta didik terutama untuk mater-materi yang bersifat abstrak. Kesulitan menentukan masalah yang kontekstual, karena harus memilih masalah yang terjadi pada kelas dengan banyak hal yang harus diperhatikan seperti tingkat urgensi, dilakukan eksplorasi dengan tahapan yang begitu rumit, dan memilih masalah dengan memperhatikan pendekatan dan metode pembelajaran yang akan diterapkan.

3.    Waktu pembelajaran yang terbatas, yang membuat guru harus mengoptimalkan jam pelajaran yang telah disediakan agar seluruh rangkaian pembelajaran dapat terlaksana secara utuh terutama pada penggunaan model pembelajaran berbasis masalah. Perancangan LKPD pun harus diperhatikan agar memuat semua tujuan percobaan yang akan dicapai. Keterbatasan bahan ajar menjadi factor utama yang menyebabkan literasi sains peserta didik masih rendah.

4.    Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran serta rencana evaluasi yang berbasis HOTS, praktikan harus menyusun RPP yang berbasis kerterampilan berpikir tingkat tinggi dalam penerapannya disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran, media serta metode yang tepat.

 

Untuk mengatasi tantangan tersebut, guru melakukan tindakan sebagai  berikut:

1.    Guru melakukan beberapa persiapan, diantaranya menggunakan  mencetak LKPD, meminjam projector untuk mendukung media PPT yang  disiapkan, dan memberi arahan kepada peserta didik untuk mempersiapkan  diri sebelum pelaksanaan aksi. 

2.    Guru melakukan test diagnostik non kognitif untuk mengetahui  kebutuhan belajar peserta didik. Test diagnostik ini dilaksanakan pada  pertemuan sebelum pelaksanaan aksi.

3.    Kegiatan belajar dilakukan secara berkelompok agar dapat lebih  menghemat waktu dan memberi kesempatan kepada semua peserta didik  secara menyeluruh.

4.    Berkonsultasi dengan seluruh stakeholder dari mulai Dosen pembimbing, guru pamong, kepala sekolah, guru IPA dan guru sejawat lainnya.

Aksi :

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

 

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut

1.    Identifikasi masalah yang telah dianalisis berdasarkan informasi yang diperoleh dari wawancara dengan kepala sekolah dan sejawat senior, serta studi literatur yang diperoleh dari jurnal dan artikel.

2.    Menyiapkan perangkat pembelajaran yaitu RPP, bahan ajar, media pembelajaran, LKPD, instrumen penilaian baik berupa rubrik penilaian dan lembar evaluasi produk, kisi-kisi dan lembar evaluasi sesuai dengan model dan metode pembelajaran yang relevan serta pemanfaatan teknologi yang disesuaikan ke TPACK (Pengetahuan Konten Pedagogis Teknologi).

3.    Melaksanakan pembelajaran sesuai perangkat yang telah dibuatyaitu 4 siklus pembelajaran yang terdiri dari 8 pertemuan.

Berikut ini jadwal kegiatan aksi yang telah dilaksanakan:

Rencana Aksi

Waktu Pelaksanaan

Aksi 1

15 Oktober 2022

17 Oktober 2022

Aksi 2

29 Oktober 2022

31 Oktober 2022

Aksi 3

12 November 2022

14 November 2022

Aksi 4

26 November 2022

28 November 2022

 

strategi apa yang digunakan bagaimana prosesnya,

strategi yang digunakan adalah sebagai berikut:

1.    Model Problem based learning  untuk emningkatkan motivasi belajar peserta didik

a.    Materi : sistem pencernaan pada manusia

b.    pendekatan : konseptual dan koperatif

c.    metode: percobaan, diskusi dan tanya jawab

d.    media: powerpoint, video pembelajaran.

e.    Penilaian: Lembar motivasi belajar dan wawancara pengetahuan melalui pretest dan posttest, penilaian keterampilan melaksanakan percobaan dan penilaian sikap dalam berdiskusi.

 

2.    Model pembelajaran discovery learning untuk meningkatkan pemahaman konsep peserta didik

a.    Materi : Listrik Statis

b.    pendekatan : konseptual dan koperatif

c.    metode: percobaan, diskusi dan tanya jawab

d.    media: Canva, video pembelajaran.

e.    Penilaian: pengetahuan melalui pretest dan posttest, penilaian keterampilan melaksanakan percobaan dan penilaian sikap dalam berdiskusi

3.    Model Problem based learning  untuk meningkatkan kemampuan literasi sains peserta didik

a.    Materi : Zat Aditif dan Adiktif

b.    pendekatan : konseptual dan koperatif

c.    metode: percobaan, diskusi dan tanya jawab

d.    media: Canva, video pembelajaran.

e.    Penilaian: pengetahuan melalui pretest dan posttest, penilaian keterampilan melaksanakan percobaan (lembar observasi keterampilan literasi sains) dan penilaian sikap dalam berdiskusi

4.    Model pembelajaran discovery learning untuk meningkatkan pemahaman konsep peserta didik

a.    Materi : Sistem Peredaran Darah

b.    pendekatan : konseptual dan koperatif

c.    metode: percobaan, diskusi dan tanya jawab

d.    media: Canva, video pembelajaran.

e.    Penilaian: pengetahuan melalui pretest dan posttest, penilaian keterampilan melaksanakan percobaan (lembar aspek keterampilan berpikir kritis) dan penilaian sikap dalam berdiskusi

 

Langkah-langkah yg dilakukan dalam aksi menggunakan model pembelajaran  problem based Learning dengan langkah  kegiatan sebagai berikut:












1.   Pendahuluan

Menyiapkan peserta didik untuk belajar

Menggali kemampuan awal

Menyampaikan tujuan pembelajaran

Menyampaikan rencana penilaian

Menyampaikan manfaat pembelajaran

2.   Kegiatan inti

(orientasi peserta didik pada masalah)

1.    Rata- rata Kelas yang terdiri 20 orang  membentuk 4 kelompok sehingga  dalam tiap kelompok berjumlah 5 anggota.

2.    Setelah kelompok terbentuk, peserta didik mengamati video yang ditayangkan.

 (Mengorganisasi)

3.    Setelah menerima LKPD, peserta didik mencermati  penjelasan guru tentang materi berdasarkan permasalahan yang ditayangkan dalam video.

a. Setiap kelompok melakukan identifikasi masalah dan menuliskan rumusan masalah dalam kelompok .

b. Peserta didik mencari referensi dari berbagai sumber yang telah disediakan untuk menyelesaikan masalah yang ditampilkan dalam video.

(Membimbing penyelidikan)

4.    Peserta didik melaksanakan percobaan secara berkelompok

5.    Peserta didik (yang belum menemukan konsep) meminta arahan guru. 

(Mengembangkan)

6.    Setelah mendapatkan arahan dan mencatat pemantapan persiapan, peserta didik mencatat hal-hal yang akan disampaikan pada bagian inti  dalam LKPD. 

(Menyajikan hasil)

7.    Setelah melaksanakan percobaan, peserta didik menuliskannya ke dalam LKPD

8.    Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas

9.    Peserta didik saling bertanya dan berdiskusi secara klasikal

(Menganalisis)

10.  peserta didik menganalisis pemecahan permasalahan yang telah dikemukakan dan membandingkannya dengan hasil presentasi serta mencari informasi dari berbagai sumber yang relevan

(Mengevaluasi)

11. Selanjutnya, peserta didik Bersama-sama mencermati evaluasi dari guru terhadap proses  kegiatan berpidato yang telah dilakukan.  Peserta didik bersama guru memberikan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan

Kegiatan penutup

Melakukan penguatan

Menyimpulkan

Melaksanakan evaluasi

Menyampaikan tindak lanjut

Menutup pembelajaran

Langkah dalam aksi menggunakan model pembelajaran  Discovery Learning dengan langkah  kegiatan sebagai berikut:

 

 

 



1.       Stimulasi

Menstimulus peserta didik dengan menyajikan gambar/video yang berkaitan dengan pembelajaran sehingga merangsang untuk menemukan permasalahan yang akan diselesaikan dalam kegiatan pembelajaran

2.       Problem Statement

Mengungkapkan permasalahan berdasarkan stimulus yang diberikan oleh guru, peserta didik mengemukakan problem statement dalam bentuk pertanyaan yang akan diselesaikan dalam pembelajaran.

3.       Data Collecting

Kegiatan ini berisi pengumpulan data dari berbagai sumber termasuk mengumpulkan fakta dan konsep dari berbagai sumber yang ada seperti buku, modul LKPD, maupun internet.

4.       Data Proceccing

Peserta didik melaksanakan percobaan untuk menemukan konsep materi pembelajaran.

Peserta didik secara aktif bekerja dalam kelompok berdiskusi dan bekerjasama dalam melaksanakan percobaan.

5.       Verification

peserta didik Bersama kelompoknya melaksanakan verifikasi data hasil percobaan dengan konsep yang terdapat di dalam buku sumber, dan menganalisis hasil percobaan

peserta didik mengungkapkan hasil diskusinya di depan kelas.

Guru membimbing peserta didik untuk melakukan analasis data hasil percobaan.

6.       Generalization

Peserta didik menuyimpulkan hsil kegiatan diskusi untuk emecahkan permasalahan dalam tahap problem statement

Peserta didik menarik kesimpulan

 

Langkah-langkah pada aksi pertama yaitu untuk memotivasi siswa belajar guru menggunakan media pembelajaran berupa presentasi dan video untuk menstimulus motivasi dan minat belajar peserta didik, sehingga pembelajaran IPA tidak dipandang sebagai suatu hal yang membosankan. Pada kegiatan pendahuluan disajikan dengan mengangkat permasalahan yang dialami peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Pada kegiatan inti peserta didik diarahkan untuk menyelesaikan masalah dengan diposisikan sebagai ahli gizi yang akan memberikan saran kepada penjual gado-gado agar menyajikan makanan dengan gizi seimbang.

Pengetahuan peserta didik mengenai zat makanan diperoleh berdasarkjan penggakian sumber-sumber belajar dan percobaan uji kandungan zat makanan.

 

Pada aksi kedua, peserta didik diajak untuk melihat sains magic yang ditampilkan di video pembelajaran kemudian peserta didik diminta untuk melakukan percobaan langsung sesuai arahan yang ada di dalam LKPD dengan bantuan deret tribolistrik, sehingga peserta didik menemukan konsep perpindahan elektron melalui kegiatan tersebut.

 

Aksi ketiga dilaksanakan untuk meningkatkan keterampilan literasi sains peserta didik, dengan cara melatihkan peserta didik dilatih untuk melaksanakan percobaan secara berkelompok dengan memenuhi indikator-indikator literasi sains. Pada pertemuan ini kegiatan yang dilakukan adalah mengidentifikasi zat aditif dalam  makanan serta zat-zat adiktif.

 

Aksi ke empat dilaksanakan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik, peserta didik diarahkan untuk menemukan konsep model komponen darah dan melaksanakan percobaan untuk mengetahui pengaruh aktivitas terhadap frekuensi denyut jantung. Peserta didik juga dilatihkan dengan soal-soal yang memerlukan analisis atau soal-soal dengan keterampilan tingkat tinggi.

 

Data Hasil kegiatan

Aksi 1

1.    Dari data yang diperoleh dalam bentuk kuisioner, wawancara  bahwa dari 21 peserta didik menunjukkan bahwa:

·         Hasil penilaian rata-rata skala motivasi  sebesar 90,1 % dengan kategori sangat baik

·         Hasil penilaian rata-rata penilaian sikap jujur, disiplin, percaya diri, kerja sama diperoleh  nilai 89 dengan kategori baik.

·         Hasil rata-rata aspek pengetahuan dengan jumlah  sebanyak 21 dalam bentuk tes formatif diperoleh hasil: 80, 95 %  memperoleh nilai diatas KKM dan 19,04 % memiliki nilai di bawah KKM

Aksi 2

2.    Dari data yang diperoleh dalam bentuk kuisioner, wawancara bahwa dari 21 peserta didik dan yang tidak hadir 1 orang, menunjukkan bahwa:

·         Hasil penilaian pretest sebanyak 10 orang siswa hanya mampu menjawab benar 1 soal , 4 orang menjawab 3 soal dengan benar dan 6 orang menjawab 4 soal namun jawaban masih kurang tepat. Semua peserta didik dengan jumlah 20 orang mendapatkan nilai rata-rata 50 dengan kategori kurang.

·         Hasil penilaian rata-rata penilaian sikap jujur, disiplin, percaya diri, kerja sama diperoleh nilai 91 dengan kategori sangat baik.

·         Hasil rata-rata aspek pengetahuan (posttest) dengan jumlah peserta didik sebanyak 20 orang dalam bentuk tes formatif diperoleh hasil: 85 % atau sebanyak 16 peserta didik memperoleh nilai diatas KKM dengan rata-rata nilai 82 dan 15 % atau sebanyak 4 peserta didik memiliki nilai di bawah KKM dengan rata-rata nilai 50.

·         Hasil rata-rata aspek keterampilan: 21 orang peserta didik aktif dalan presentasi, 9 orang aktif menjawab dan 5 orang aktif bertanya

Aksi 3

berdasarkan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan:

·         Penilaian Pre test

Pertemuan ke-1 skor tertinggi 80 dan terendah 40

Nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik dengan jumlah 21 orang adalah adalah 70, dengan rincian 80 %mendapatkan nilai diatas 70 sedangkan 20 % mendapatkan nilai di bawah 70.

Pertemuan ke-2 skor tertinggi 75 dan terendah 40

Nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik dengan jumlah 21 adalah 65, dengan rincian 48% mendapatkan nilai diatas 70 sedangkan 52 % mendapatkan nilai dibawah 70

·         Penilaian Post-test

Pertemuan ke 1 skor tertinggi 95 dan skor terendah 50

Nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik adalah 82, dengan rincian 85 % mendapatkan nilai di atas 75 dan 15 % peserta didik mendapatkan nilai di bawah 70.

Pertemuan ke-2 skor tertinggi 92 dan skor terendah 65

Nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 84, dengan rincian 90% mendapatkan nilai diatas 70, sedangkan 10 % mendapatkan nilai dibawah 70

·         Aspek Literasi Sains

Menjabarkan pengetahuan sains

1) Skor rata-rata 84 dengan kategori baik

2) Skor rata-rata 90 dengan kategori sangat baik

Merancang prediksi dan hipotesis berdasarkan fenomena

1) Skor rata-rata 92 dengan kategori sangat baik

2) Skor rata-rata 90 dengan kategori sangat baik

Mengevaluasi hasil identifikasi

1) Skor rata-rata 80 dengan kategori baik

2) Skor rata-rata 90 dengan kategori sangat baik

Mengevaluasi rancangan identifikasi ilmiah

1) Skor rata-rata 80 dengan kategori baik

2) Skor rata-rata 90 dengan kategori sangat baik

Penilaian Kinerja

Kerapihan

  • Pertemuan ke-1 Skor rata-rata 85 dengan kategori baik
  • Pertemuan ke-2 Skor rata-rata 85 dengan kategori baik

Kesesuaian hasil identifikasi dengan kemasan makanan

  • Pertemuan ke-1 Skor rata-rata 92 dengan kategori sangat baik
  • Pertemuan ke-2 Skor rata-rata 95 dengan kategori sangat baik

Mengerjakan tabel hasil pengamatan dengan benar

  • Pertemuan ke-1Skor rata-rata 90 dengan kategori baik
  • Pertemuan ke-2 Skor rata-rata 90 dengan kategori sangat baik

Menjawab pertanyaan dengan benar dan tepat

  • Pertemuan ke-1Skor rata-rata 80 dengan kategori baik
  • Pertemuan ke-2 Skor rata-rata 85 dengan kategori baik

Dapat memberikan kesimpulan dengan benar

  • Pertemuan ke-1Skor rata-rata 92 dengan kategori sangat baik
  • Pertemuan ke-2 Skor rata-rata 95 dengan kategori sangat baik

Aksi 4

Berdasarkan hasil analisis keterampilan berpikir kritis peserta didik

·         Merumuskan pertanyaan:

pertemuan ke-1: Skor 84 kategori baik

pertemuan ke-2: Sko 90 kategori sangat baik

·         memberi pendapat

pertemuan ke-1: Skor 92 kategori sangat baik

pertemuan ke-2: Sko 90 kategori sangat baik

·         melakukan observasi

pertemuan ke-1: Skor 90 kategori sangat baik

pertemuan ke-2: Sko 90 kategori sangat baik

·         menganalisis

pertemuan ke-1: Skor 80 kategori baik

pertemuan ke-2: Sko 83 kategori baik

·         memilih solusi

pertemuan ke-1: Skor 80 kategori baik

pertemuan ke-2: Sko 90 kategori sangat baik

 

siapa saja yang terlibat

Banyak pihak yang terlibat dalam proses kegiatan dari awal sampai akhir kegiatan.

1.    Peserta didik, dimana peserta didik menjadi objek yang pertama dalam menentukan masalah hingga sampai dilakukan rencana aksi bersama dengan peserta didik pula.

2.    Teman sejawat, berperan dalam membantu praktikan seperti memberikan solusi, membantu dalam mendukung kegiatan rencana aksi dan bertanggung jawab juga dalam hasil capaian hasil belajar peserta didik.

3.    Kepala sekolah, praktikan selalu meminta kepada kepala sekolah dalam mengetahui semua proses kegiatan rencana aksi. Beliau juga memberikan dukungan moral dan materi, sehingga bisa terlaksana semua kegiatan ini.

4.    Dosen dan guru pamong, keduanya selalu memberikan pembelajaran kepada semua praktikan pada saat google meeting. Membantu praktikan dalam menyusun, melakukan dan menyelesaikan tugas atau tagihan di setiap unggahan di LMS.

 

Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

 

Ø  Alat-alat laboratorium

Ø  Media pembelajaran Canva, powerpoint, proyektor, internet

Ø  Bahan-bahan yang disiapkan untuk percobaan seperti

a.    Aksi 1: macam-macam zat makanan

b.    Aksi 2: alat percobaan listrik statis seperti sedotan, botol, plastic, benang wol dan handuk

c.    Aksi 3: berbagai jenis bungkus makanan kemasan

d.    Aksi 4: zat pewarna untuk mempelajari komponen darah.

 

Refleksi Hasil dan dampak

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

 

Refleksi kegiatan

Berdasarkan kegiatan aksi yang telah dilaksanakan ada beberapa hal yang menjadi refleksi bagi guru sebagai praktikan, yaitu:

1.    Perlunya penguasaan sintak model pembelajaran, agar setiap tahapan pembelajaran dilaksanakan dengan maksimal.

2.    Perangkat pembelajaran yang disusun harus mengakomodir tuntutan standar kompetensi dan kebutuhan peserta didik serta disesuaikan dengan materi pembelajaran.

3.    Perlunya melaksanakan penggalian konsepsi awal secara menyeluruh untuk mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah kegiatan aksi.

4.    Perlu adanya penguatan materi sebagai timbal balik dari kegiatan pembelajaran engan menggunakan model pembelajaran yang berbasis student centre.

 

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan?

Dampak dari aksi dari langkah-langkah yang dilakukan Ada beberapa dampak dari aksi yang telah dilakukan, sebagai berkut :

a.    Penerapan media ajar berbasis TPACK membuat peserta didik lebih semangat dan tidak bosan selama proses pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran serta kegiatan yang berpusat pada peserta didik sangat meningkatkan keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran. Sehingga peserta didik termotivasi untuk belajar

b.    Penggunaan model pembelajaran dalam penerapan tindakan membuat guru semakin memahami bagaimana mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran. Dalam proses penerapan model pembelajaran tersebut terdapat sintak yang membuat peserta didik lebih mandiri dan mampu mengembangkan pemikirannya dalam memecahkan masalah atau menghasilkan karya atau produk inovatif.

 

Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa?

Ada beberapa hal yang dapat dilihat untuk mengetahui keefektifan penerapan strategi ini.

1.    Penggunaan media pembelajaran berbasis IT dengan menggunakan power point dan canva  membuat peserta didik lebih termotivasi untuk belajar, karena peserta didik dapat mengamati gambar, video dan materi yang ada di media. Selain itu peserta didik juga dapat melihat secara langsung permasalahan dan informasi yang sedang terjadi di kehidupan sehari-hari. Hal ini menjadi menarik karena selama ini peserta didik memiliki akses yang terbatas terhadap informasi. Hasil penilaian rata-rata skala motivasi sebesar 90,1 % dengan kategori sangat baik.

2.    Hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan baik dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam kemandirian mengerjakan tugas dari guru mengalami perubahan perilaku menjadi baik/sangat baik. Peserta didik lebih percaya diri untuk bertanya, menjawab pertanyaan, mempresentasikan dan memberikan umpan balik kepada kelompok lain dan guru; dan peserta didik juga mengalami peningkatan dalam kegiatan kooperatif, terlihat pada pembagian tugas yang merata diantara setiap anggota kelompok. Sehingga semua anggota kelompok memiliki peran dalam mengerjakan tugas.

Aspek kognitif, nilai peserta didik mengalami peningkatan secara menyeluruh pada KKM. Dikategorikan tuntas karena nilai seluruh peserta didik di atas 70. Hal ini dikarenakan KKM yang telah ditetapkan adalah 70. Persentase ketuntasan peserta didik yang sebelumnya hanya 60% kemudian meningkat menjadi 95 %. Aspek Psikomotor Peserta didik sudah mampu mempraktekkan percobaan pada tiap pertemuan pembelajaran. Selain itu terjadi peningkatan dari aspek psikomotorik pada keaktifan peserta didik melakukan percobaan selama proses pembelajaran

3.    Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran membuat kemampuan literasi sains peserta didik terlatih melalui kegiatan pembelajaran  menemukan lebih banyak informasi dari berbagai sumber, serta lebih termotivasi terhadap materi yang diajarkan. Aspek-aspek literasi sains yang dilatihan sebagai berikut:

c.    Menjabarkan pengetahuan sains

d.    Merancang prediksi dan hipotesis berdasarkan fenomena

e.    Mengevaluasi hasil identifikasi

f.     Mengevaluasi rancangan identifikasi ilmiah

Berdasarkan aspek-aspek tersebut kemampuan literasi sains peserta didik mengalami peningkatan di pertemuan ke dua memperoleh skor rata-rata 90 dan memperoleh kategori sangat baik

4.    Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran membuat peserta didik tertantang untuk berpikir kritis dan menemukan lebih banyak informasi dari berbagai sumber, serta lebih termotivasi terhadap materi yang diajarkan. Hasil penilaian keterampilan berpikir kritis peserta didik mengalami peningkatan dengan rata-rata nilai 87 dengan kategori baik. Hasil yang didapatkan menjadi lebih efektif karena menggunakan metode dan model pembelajaran yang dapat meningkatkan ketertarikan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.

 

Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan?

 

Respon positif datang dari kepala sekolah dan rekan sejawat terkait pelaksanaan tindakan untuk mengatasi masalah pembelajaran yang dialami guru,  karena guru telah menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, model pembelajaran yang inovatif, dan media pembelajaran yang menarik dan menyenangkan (power point dan canva)

Peserta didik merefleksikan bahwa belajar itu sangat menyenangkan. Media pembelajaran yang digunakan menarik dan membantu dalam memahami materi pelajaran

Penilaian hasil wawancara dengan guru (teman sejawat),

1. Model pembelajaran berbasis masalah efektif dilaksanakan dalam pembelajaran

2. Media power point, canva  dan video pembelajaran berpengaruh terhadap minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran

3. Peserta didik menjadi lebih aktif dalam pembelajaran karena media yang digunakan menyenangkan dan menumbuhkan minat belajar peserta didik

4. Peserta didik tidak jenuh dalam mengikuti pembelajaran

Adapun faktor yang menjadi keberhasilan dalam aksi ini adalah  penggunaan media pembelajaran berupa canva dan penayangan video yang menarik peserta didik  yang  membantu peserta didik lebih percaya diri serta antusias dalam mengikuti pembelajaran    ,selain itu garis besar bahasan yang disajikan dan dikemas dalam tayangan yang menarik dan sesuai dengan usia peserta didik membuat peserta didik terarah dalam pembelajaran. Ketepatan dalam memilih model dan media pembelajaran karena lebih berorientasi dalam meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik serta kerjasama dan dukungan dari teman sejawat dan kepala sekolah menjadi alasan keberhasilan aksi pembelajaran ini. Penguasaan guru terhadap model pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, pembuatan LKPD, bahan ajar, dan langkah-langkah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat.

 

Pembelajaran dari proses ini adalah guru harus berperan aktif dan inovatif dalam menggunakan metode pembelajaran, menyediakan media, alat dan bahan yang beragam sehingga menumbuhkan minat dan motivasi peserta didik dalm pembelajaran. Dengan kolaborasi yang baik dan seimbang antara guru, kepala sekolah dan orang tua dalam pelaksanaan kegiatan belajar, tentunya kemampuan, keterampilan dan perkembangan peserta didik akan menjadi lebih baik.

Seorang guru dituntut untuk selalu melakukan inovasi dan meningkatkan kreativitas dalam pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik peserta didik. Oleh karena itu pentingnya kerjasama, pemahaman guru dalam pemanfaatan teknologi sehingga proses pembelajaran di kelas semakin variatif dan interaktif, dan pemahaman guru dalam menerapkan pembelajaran inovatif sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan baik guna memenuhi tujuan pendidikan abad ke-21.

Penilaian hasil wawancara dengan peserta didik, merasa sangat senang dan aktif dalam proses pembelajaran yang sudah dilakukan di kelas.

Dari hasil refleksi pembelajaran yang dilakukan peserta didik dapat disimpulkan bahwa  peserta didik senang dengan  pembelajaran model Problem Based Learning dan Discovery learning,  kegiatan pembelajaran tersebut dapat meningkatkan kemampuan peserta didik sesuai  tujuan pembelajaran. Selain itu, aksi ini juga berdampak pada  kemampuan berbicara dan kepercayaan diri peserta didik dalam melaksanakan presentasi dan berpendapat di  hadapan banyak orang.

saat ini, dapat dilihat dari hasil penilaian pengetahuan  peserta didik yang menunjukkan peningkatan pada setiap pertemuan. Berdasarkan hasil tersebut hasil belajar peserta didik pada materi IPA dengan menggunakan model Problem Based  Learning dan Discovery learning dapat disimpulkan berhasil karena nilai  yang diperoleh berada di atas kriteria ketuntasan minimum (KKM).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses  pembelajaran inovatif yaitu model Problem based learning dan discovery learning dapat meningkatkan motivasi belajar, pemahaman konsep, keterampilan literasi sains dan keterampilan berpikir kritis peserta didik jika diterapkan dengan tepat dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.