LK 3.1
Menyusun Best Practices
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan,
Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait
Pengalaman Mengatasi Permasalahan Peserta didik Dalam Pembelajaran
Lokasi
|
Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi |
||||||||||||||
Lingkup
Pendidikan |
SMP Islam Al-Muhajirin
Tahun Ajaran 2022-2023 |
||||||||||||||
Tujuan
yang ingin dicapai |
Untuk meningkatkan motivasi
belajar,
pemahaman konsep, kemampuan literasi sains, dan kemampuan berpikir kritis
peserta didik pada pembelajaran IPA. |
||||||||||||||
Penulis
|
Dede Reni Marlina |
||||||||||||||
Tanggal
|
2 Desember 2022 |
||||||||||||||
Situasi: Kondisi
yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk
dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini. |
Kondisi
yang menjadi latar belakang masalah Kondisi yang menjadi latar belakang masalah
pembelajaran ini adalah: 1. Motivasi
belajar peserta didik pada pembelajaran IPA rendah. Kegiatan yang padat
membuat peserta didik lelah, sehingga ketika melaksanakan pembelajaran di
kelas cenderung kurang berminat yang ditandai dengan rata-rata peserta didik
mengantuk dan tertidur dikelas. faktor penyebab lainnya juga dikarenakan metode
yang digunakan masih berupa ceramah serta kurangnya penggunaan media yang
digunakan dalam pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran
peserta didik cenderung diam, duduk, dan mendengarkan penjelasan dari guru
yang menyebabkan peserta didik kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran
seperti bertanya, melakukan diskusi atau merespon pertanyaan guru.
Berdasarkan hasil hasil analisis kuesioner diperoleh rata-rata peserta didik
kurang termotivasi untuk melaksanakan pembelajaran IPA dengan skor rata-rata 70
dengan kategori cukup. 2. Rendahnya
pemahaman konsep peserta didik masih rendah, hal ini berdasarkan hasil
penilaian pada tahun pelajaran 2021-2022 rata-rata nilai peserta didik masih
rendah dengan rata-rata 68,75 masih di bawah ketuntasan minimal yaitu 70.
Penyebabnya adalah media yang digunakan kurang menarik, pembelajaran
yang monoton, dan tidak memfasilitasi gaya belajar peserta didik 3. Rendahnya
kemampuan literasi sains peserta didik hal ini ditandai dengan perolehan hasil
nilai kemampuan literasi AKM pada tahun 2021 dengan perolehan nilai 2.47 dengan
analisis Proporsi peserta didik dengan kemampuan literasi Perlu Intervensi
Khusus artinya . hal ini disebabkan model pembelajaran yang
digunakan masih berpusat pada guru belum
menstimulasi peserta didik untuk memecahkan masalah dan belum mengaktifkan peserta
didik untuk terlibat aktif melaksanaan kegiatan pembelajaran.
Peserta didik merasa kesulitan memahami materi pembelajaran yang abstrak,
sehingga peserta didik ingin mengalami langsung kegiatan pembelajaran di
kelas. 4. Rendahnya
kemampuan berpikir kritis peserta didik ditandai dengan kurangnya kemampuan peserta
didik untuk menyelesaikan soal kemampuan berpikir tinggi terutama kemampuan
berpikir kritis.Hal ini disebabkan karena peserta didik tidak dibiasakan
untuk melaksanakan pembelajaran yang bermasis masalah, dan melatihkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi. Berdasarkan data hasil analisis keterampilan
berpikir kritis pada penilaian tengah semester ganjil menunjukan bahwa hasil
yang diperoleh peserta didik dengan rata-rata skor 65 dengan kategori cukup. Mengapa praktik ini penting
untuk dibagikan Penulisan
best practice oleh guru ini ditujukan untuk menyelesaikan masalah pendidikan
yang ditemui oleh guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, dan pengawas. Selain
itu, menciptakan inovasi dan meningkatkan mutu layanan pendidikan di lembaga
pendidikan, membangun kemampuan kritis dalam menyusun penyelesaian masalah
yang logis dan konsisten. Best Practice perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran
dengan menggunakan model dan strategi
yang tepat sehingga pembelajaran
inovatif dapat tercapai dengan baik. Oleh karena itu, dari hasil
kajian literatur dan wawancara,
penulis yang berperan sebagai guru mendesain
pembelajaran inovatif untuk meningkatkan motivasi, pemahaman konsep, kemampuan literasi sains
dan kemampuan berpikir kritis peserta didik dengan menggunakan pembelajaran
berbasis masalah yaitu model pembelajaran problem based learning dan
model pembelajaran Discovery learning Apa yang menjadi peran dan
tanggung jawab anda dalam praktik ini Dalam
hal ini, guru berperan sebagai perancang
dan pelaksana pembelajaran serta bertanggung
jawab untuk melaksanakan dan mengembangkan proses pembelajaran agar berjalan
secara interaktif, efektif, inovatif, dan menyenangkan. Pembelajaran dengan
menggunakan model dan media yang akurat dan inovatif dapat memudahkan guru
dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Sehingga diharapkan
dapat meningkatkan motivasi, pemahaman konsep,
kemampuan literasi sains dan kemampuan berpikir tingkat tinggi
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. |
||||||||||||||
Tantangan : Apa
saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang
terlibat, |
Ada
banyak hal yang menjadi tantangan pada kegiatan praktik ini, seperti : 1.
Kesulitan merancang
kegiatan pembelajaran yang bervariasi termasuk penyediaan LKPD dan sumber
belajar agar suasana belajar tidak membosankan, agar pada saat melaksanakan
kegiatan pembelajaran di sekolah peserta didik mendapatkan suasana dan
pengalaman yang berkesan dalam pembelajaran. Tantangan lain juga seperti sarana
dan prasarana yang kurang memadai seperti laboratorium yang sulit dijangkau serta
akses peserta didik yang terbatas sehingga media dan alat-alat belajar
memanfaatkan yang mudah dijangkau imbasnya kualitas pembelajaran kurang
maksimal 2.
Kesulitan dalam pemilihan
model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik materi pelajaran
dan karakteristik peserta didik terutama untuk mater-materi yang bersifat
abstrak. Kesulitan
menentukan masalah yang kontekstual, karena harus memilih masalah yang
terjadi pada kelas dengan banyak hal yang harus diperhatikan seperti tingkat urgensi, dilakukan eksplorasi
dengan tahapan yang begitu rumit, dan memilih masalah dengan memperhatikan
pendekatan dan metode pembelajaran yang akan diterapkan. 3.
Waktu
pembelajaran yang terbatas, yang membuat guru harus mengoptimalkan jam
pelajaran yang telah disediakan agar seluruh rangkaian pembelajaran dapat
terlaksana secara utuh terutama pada penggunaan model pembelajaran berbasis
masalah. Perancangan LKPD pun harus diperhatikan agar memuat semua tujuan
percobaan yang akan dicapai. Keterbatasan bahan ajar menjadi factor utama
yang menyebabkan literasi sains peserta didik masih rendah. 4.
Penyusunan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran serta rencana evaluasi yang berbasis HOTS,
praktikan harus menyusun RPP yang berbasis kerterampilan berpikir tingkat
tinggi dalam penerapannya disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran, media
serta metode yang tepat. Untuk
mengatasi tantangan tersebut, guru melakukan tindakan sebagai berikut: 1.
Guru melakukan beberapa
persiapan, diantaranya menggunakan
mencetak LKPD, meminjam projector untuk mendukung media PPT yang disiapkan, dan memberi arahan kepada
peserta didik untuk mempersiapkan diri
sebelum pelaksanaan aksi. 2.
Guru melakukan test diagnostik
non kognitif untuk mengetahui
kebutuhan belajar peserta didik. Test diagnostik ini dilaksanakan
pada pertemuan sebelum pelaksanaan
aksi. 3.
Kegiatan belajar dilakukan
secara berkelompok agar dapat lebih
menghemat waktu dan memberi kesempatan kepada semua peserta didik secara menyeluruh. 4.
Berkonsultasi dengan
seluruh stakeholder dari mulai Dosen pembimbing, guru pamong, kepala sekolah,
guru IPA dan guru sejawat lainnya. |
||||||||||||||
Aksi : Langkah-langkah
apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang
digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber
daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini |
Langkah-langkah
apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut 1.
Identifikasi masalah yang telah dianalisis
berdasarkan informasi yang diperoleh dari wawancara dengan kepala sekolah dan
sejawat senior, serta studi literatur yang diperoleh dari jurnal dan artikel. 2.
Menyiapkan perangkat pembelajaran yaitu RPP, bahan
ajar, media pembelajaran, LKPD, instrumen penilaian baik berupa rubrik
penilaian dan lembar evaluasi produk, kisi-kisi dan lembar evaluasi sesuai
dengan model dan metode pembelajaran yang relevan serta pemanfaatan teknologi
yang disesuaikan ke TPACK (Pengetahuan Konten Pedagogis Teknologi). 3.
Melaksanakan pembelajaran sesuai perangkat yang
telah dibuatyaitu 4 siklus pembelajaran yang terdiri dari 8 pertemuan. Berikut ini
jadwal kegiatan aksi yang telah dilaksanakan:
strategi
apa yang digunakan bagaimana prosesnya, strategi
yang digunakan adalah sebagai berikut: 1.
Model Problem based
learning untuk emningkatkan motivasi
belajar peserta didik a.
Materi : sistem
pencernaan pada manusia b.
pendekatan :
konseptual dan koperatif c.
metode: percobaan,
diskusi dan tanya jawab d.
media: powerpoint, video
pembelajaran. e.
Penilaian: Lembar
motivasi belajar dan wawancara pengetahuan melalui pretest dan posttest,
penilaian keterampilan melaksanakan percobaan dan penilaian sikap dalam berdiskusi. 2.
Model pembelajaran
discovery learning untuk meningkatkan pemahaman konsep peserta didik a.
Materi : Listrik
Statis b.
pendekatan :
konseptual dan koperatif c.
metode: percobaan,
diskusi dan tanya jawab d.
media: Canva, video
pembelajaran. e.
Penilaian: pengetahuan
melalui pretest dan posttest, penilaian keterampilan melaksanakan percobaan
dan penilaian sikap dalam berdiskusi 3.
Model Problem based
learning untuk meningkatkan kemampuan literasi
sains peserta didik a.
Materi : Zat Aditif
dan Adiktif b.
pendekatan :
konseptual dan koperatif c.
metode: percobaan,
diskusi dan tanya jawab d.
media: Canva, video
pembelajaran. e.
Penilaian: pengetahuan
melalui pretest dan posttest, penilaian keterampilan melaksanakan percobaan
(lembar observasi keterampilan literasi sains) dan penilaian sikap dalam
berdiskusi 4.
Model pembelajaran
discovery learning untuk meningkatkan pemahaman konsep peserta didik a.
Materi : Sistem
Peredaran Darah b.
pendekatan :
konseptual dan koperatif c.
metode: percobaan,
diskusi dan tanya jawab d.
media: Canva, video
pembelajaran. e.
Penilaian: pengetahuan
melalui pretest dan posttest, penilaian keterampilan melaksanakan percobaan
(lembar aspek keterampilan berpikir kritis) dan penilaian sikap dalam
berdiskusi Langkah-langkah
yg dilakukan dalam aksi menggunakan model pembelajaran problem
based Learning dengan langkah kegiatan sebagai berikut: 1. Pendahuluan Menyiapkan peserta didik untuk belajar Menggali kemampuan awal Menyampaikan tujuan pembelajaran Menyampaikan rencana penilaian Menyampaikan manfaat pembelajaran 2. Kegiatan
inti (orientasi peserta didik pada masalah) 1.
Rata- rata Kelas
yang terdiri 20 orang membentuk 4
kelompok sehingga dalam tiap kelompok
berjumlah 5 anggota. 2.
Setelah kelompok terbentuk,
peserta didik mengamati video yang ditayangkan. (Mengorganisasi) 3.
Setelah menerima LKPD, peserta
didik mencermati penjelasan guru
tentang materi berdasarkan permasalahan yang ditayangkan dalam video. a.
Setiap kelompok melakukan identifikasi masalah dan menuliskan rumusan masalah
dalam kelompok . b.
Peserta didik mencari referensi dari berbagai sumber yang telah disediakan
untuk menyelesaikan masalah yang ditampilkan dalam video. (Membimbing
penyelidikan) 4.
Peserta didik melaksanakan
percobaan secara berkelompok 5.
Peserta didik (yang belum
menemukan konsep) meminta arahan guru.
(Mengembangkan)
6.
Setelah mendapatkan arahan dan
mencatat pemantapan persiapan, peserta didik mencatat
hal-hal yang akan disampaikan pada bagian inti dalam LKPD.
(Menyajikan
hasil) 7.
Setelah melaksanakan
percobaan, peserta didik menuliskannya ke dalam LKPD 8.
Peserta didik mempresentasikan
hasil diskusi di depan kelas 9.
Peserta didik saling bertanya dan
berdiskusi secara klasikal (Menganalisis)
10. peserta
didik menganalisis pemecahan permasalahan yang telah dikemukakan dan
membandingkannya dengan hasil presentasi serta mencari informasi dari
berbagai sumber yang relevan (Mengevaluasi)
11. Selanjutnya,
peserta didik Bersama-sama mencermati evaluasi dari guru terhadap proses kegiatan berpidato yang telah
dilakukan. Peserta didik bersama guru
memberikan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan Kegiatan penutup Melakukan penguatan Menyimpulkan Melaksanakan evaluasi Menyampaikan tindak lanjut Menutup pembelajaran Langkah
dalam aksi menggunakan model pembelajaran
Discovery Learning dengan langkah kegiatan sebagai berikut: 1. Stimulasi Menstimulus
peserta didik dengan menyajikan gambar/video yang berkaitan dengan
pembelajaran sehingga merangsang untuk menemukan permasalahan yang akan
diselesaikan dalam kegiatan pembelajaran 2. Problem Statement Mengungkapkan
permasalahan berdasarkan stimulus yang diberikan oleh guru, peserta didik
mengemukakan problem statement dalam bentuk pertanyaan yang akan diselesaikan
dalam pembelajaran. 3. Data Collecting Kegiatan
ini berisi pengumpulan data dari berbagai sumber termasuk mengumpulkan fakta
dan konsep dari berbagai sumber yang ada seperti buku, modul LKPD, maupun
internet. 4. Data Proceccing Peserta
didik melaksanakan percobaan untuk menemukan konsep materi pembelajaran. Peserta
didik secara aktif bekerja dalam kelompok berdiskusi dan bekerjasama dalam
melaksanakan percobaan. 5. Verification peserta
didik Bersama kelompoknya melaksanakan verifikasi data hasil percobaan dengan
konsep yang terdapat di dalam buku sumber, dan menganalisis hasil percobaan peserta
didik mengungkapkan hasil diskusinya di depan kelas. Guru
membimbing peserta didik untuk melakukan analasis data hasil percobaan. 6. Generalization Peserta
didik menuyimpulkan hsil kegiatan diskusi untuk emecahkan permasalahan dalam
tahap problem statement Peserta
didik menarik kesimpulan Langkah-langkah pada aksi pertama yaitu untuk
memotivasi siswa belajar guru menggunakan media pembelajaran berupa
presentasi dan video untuk menstimulus motivasi dan minat belajar peserta
didik, sehingga pembelajaran IPA tidak dipandang sebagai suatu hal yang
membosankan. Pada kegiatan pendahuluan disajikan dengan mengangkat permasalahan
yang dialami peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Pada kegiatan inti
peserta didik diarahkan untuk menyelesaikan masalah dengan diposisikan
sebagai ahli gizi yang akan memberikan saran kepada penjual gado-gado agar
menyajikan makanan dengan gizi seimbang. Pengetahuan peserta didik mengenai zat makanan
diperoleh berdasarkjan penggakian sumber-sumber belajar dan percobaan uji
kandungan zat makanan. Pada aksi kedua, peserta didik diajak untuk melihat
sains magic yang ditampilkan di video pembelajaran kemudian peserta didik
diminta untuk melakukan percobaan langsung sesuai arahan yang ada di dalam
LKPD dengan bantuan deret tribolistrik, sehingga peserta didik menemukan
konsep perpindahan elektron melalui kegiatan tersebut. Aksi ketiga dilaksanakan untuk meningkatkan
keterampilan literasi sains peserta didik, dengan cara melatihkan peserta
didik dilatih untuk melaksanakan percobaan secara berkelompok dengan memenuhi
indikator-indikator literasi sains. Pada pertemuan ini kegiatan yang
dilakukan adalah mengidentifikasi zat aditif dalam makanan serta zat-zat adiktif. Aksi ke empat dilaksanakan untuk meningkatkan
keterampilan berpikir kritis peserta didik, peserta didik diarahkan untuk
menemukan konsep model komponen darah dan melaksanakan percobaan untuk
mengetahui pengaruh aktivitas terhadap frekuensi denyut jantung. Peserta
didik juga dilatihkan dengan soal-soal yang memerlukan analisis atau soal-soal
dengan keterampilan tingkat tinggi. Data
Hasil kegiatan Aksi
1 1. Dari data yang diperoleh dalam bentuk kuisioner,
wawancara bahwa dari 21 peserta didik
menunjukkan bahwa: ·
Hasil
penilaian rata-rata skala motivasi
sebesar 90,1 % dengan kategori sangat baik ·
Hasil
penilaian rata-rata penilaian sikap jujur, disiplin, percaya diri, kerja sama
diperoleh nilai 89 dengan kategori baik. ·
Hasil
rata-rata aspek pengetahuan dengan jumlah
sebanyak 21 dalam bentuk tes formatif diperoleh hasil: 80, 95 % memperoleh nilai diatas KKM dan 19,04 %
memiliki nilai di bawah KKM Aksi 2 2.
Dari data
yang diperoleh dalam bentuk kuisioner, wawancara bahwa dari 21 peserta didik
dan yang tidak hadir 1 orang, menunjukkan bahwa: ·
Hasil
penilaian pretest sebanyak 10 orang siswa hanya mampu menjawab benar 1 soal ,
4 orang menjawab 3 soal dengan benar dan 6 orang menjawab 4 soal namun
jawaban masih kurang tepat. Semua peserta didik dengan jumlah 20 orang
mendapatkan nilai rata-rata 50 dengan kategori kurang. ·
Hasil
penilaian rata-rata penilaian sikap jujur, disiplin, percaya diri, kerja sama
diperoleh nilai 91 dengan kategori sangat baik. ·
Hasil
rata-rata aspek pengetahuan (posttest) dengan jumlah peserta didik sebanyak
20 orang dalam bentuk tes formatif diperoleh hasil: 85 % atau sebanyak 16
peserta didik memperoleh nilai diatas KKM dengan rata-rata nilai 82 dan 15 %
atau sebanyak 4 peserta didik memiliki nilai di bawah KKM dengan rata-rata
nilai 50. ·
Hasil
rata-rata aspek keterampilan: 21 orang peserta didik aktif dalan
presentasi, 9 orang aktif menjawab dan 5 orang aktif bertanya Aksi 3 berdasarkan kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan: ·
Penilaian Pre
test Pertemuan ke-1
skor tertinggi 80 dan terendah 40 Nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik dengan
jumlah 21 orang adalah adalah 70, dengan rincian 80 %mendapatkan nilai diatas
70 sedangkan 20 % mendapatkan nilai di bawah 70. Pertemuan ke-2 skor
tertinggi 75 dan terendah 40 Nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik dengan
jumlah 21 adalah 65, dengan rincian 48% mendapatkan nilai diatas 70 sedangkan
52 % mendapatkan nilai dibawah 70 ·
Penilaian
Post-test Pertemuan ke 1
skor tertinggi 95 dan skor terendah 50 Nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik adalah
82, dengan rincian 85 % mendapatkan nilai di atas 75 dan 15 % peserta didik
mendapatkan nilai di bawah 70. Pertemuan ke-2
skor tertinggi 92 dan skor terendah 65 Nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 84,
dengan rincian 90% mendapatkan nilai diatas 70, sedangkan 10 % mendapatkan
nilai dibawah 70 ·
Aspek
Literasi Sains Menjabarkan pengetahuan sains 1) Skor rata-rata 84 dengan kategori baik 2) Skor rata-rata 90 dengan kategori sangat baik Merancang prediksi dan hipotesis berdasarkan
fenomena 1) Skor rata-rata 92 dengan kategori sangat baik 2) Skor rata-rata 90 dengan kategori sangat baik Mengevaluasi hasil identifikasi 1) Skor rata-rata 80 dengan kategori baik 2) Skor rata-rata 90 dengan kategori sangat baik Mengevaluasi rancangan identifikasi ilmiah 1) Skor rata-rata 80 dengan kategori baik 2) Skor rata-rata 90 dengan kategori sangat baik Penilaian Kinerja Kerapihan
Kesesuaian hasil
identifikasi dengan kemasan makanan
Mengerjakan tabel
hasil pengamatan dengan benar
Menjawab pertanyaan
dengan benar dan tepat
Dapat memberikan
kesimpulan dengan benar
Aksi 4 Berdasarkan hasil analisis keterampilan
berpikir kritis peserta didik ·
Merumuskan
pertanyaan: pertemuan ke-1: Skor 84 kategori baik pertemuan ke-2: Sko 90 kategori sangat baik ·
memberi
pendapat pertemuan ke-1: Skor 92 kategori sangat baik pertemuan ke-2: Sko 90 kategori sangat baik ·
melakukan
observasi pertemuan ke-1: Skor 90
kategori sangat baik pertemuan ke-2: Sko 90
kategori sangat baik ·
menganalisis pertemuan ke-1: Skor 80
kategori baik pertemuan ke-2: Sko 83
kategori baik ·
memilih
solusi pertemuan ke-1: Skor 80 kategori baik pertemuan ke-2: Sko 90 kategori sangat baik siapa
saja yang terlibat Banyak
pihak yang terlibat dalam proses kegiatan dari awal sampai akhir kegiatan. 1.
Peserta didik,
dimana peserta didik menjadi objek yang pertama dalam menentukan masalah
hingga sampai dilakukan rencana aksi bersama dengan peserta didik pula. 2.
Teman sejawat,
berperan dalam membantu praktikan seperti memberikan solusi, membantu dalam
mendukung kegiatan rencana aksi dan bertanggung jawab juga dalam hasil
capaian hasil belajar peserta didik. 3.
Kepala sekolah,
praktikan selalu meminta kepada kepala sekolah dalam mengetahui semua proses
kegiatan rencana aksi. Beliau juga memberikan dukungan moral dan materi,
sehingga bisa terlaksana semua kegiatan ini. 4.
Dosen dan guru
pamong, keduanya selalu memberikan pembelajaran kepada semua praktikan pada
saat google meeting. Membantu praktikan dalam menyusun, melakukan dan
menyelesaikan tugas atau tagihan di setiap unggahan di LMS. Apa
saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini Ø
Alat-alat laboratorium Ø
Media pembelajaran
Canva, powerpoint, proyektor, internet Ø
Bahan-bahan
yang disiapkan untuk percobaan seperti a. Aksi 1: macam-macam zat makanan b. Aksi 2: alat percobaan listrik statis seperti
sedotan, botol, plastic, benang wol dan handuk c. Aksi 3: berbagai jenis bungkus makanan kemasan d. Aksi 4: zat pewarna untuk mempelajari komponen
darah. |
||||||||||||||
Refleksi Hasil dan dampak Bagaimana
dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya
efektif? Atau tidak efektif? Mengapa?
Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang
menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan?
Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut |
Refleksi kegiatan Berdasarkan kegiatan aksi yang telah dilaksanakan
ada beberapa hal yang menjadi refleksi bagi guru sebagai praktikan, yaitu: 1. Perlunya
penguasaan sintak model pembelajaran, agar setiap tahapan pembelajaran dilaksanakan
dengan maksimal. 2. Perangkat
pembelajaran yang disusun harus mengakomodir tuntutan standar kompetensi dan
kebutuhan peserta didik serta disesuaikan dengan materi pembelajaran. 3. Perlunya
melaksanakan penggalian konsepsi awal secara menyeluruh untuk mengetahui
perbedaan sebelum dan sesudah kegiatan aksi. 4. Perlu
adanya penguatan materi sebagai timbal balik dari kegiatan pembelajaran engan
menggunakan model pembelajaran yang berbasis student centre. Bagaimana
dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Dampak
dari aksi dari langkah-langkah yang dilakukan Ada beberapa dampak dari aksi
yang telah dilakukan, sebagai berkut : a.
Penerapan media ajar berbasis TPACK membuat peserta
didik lebih semangat dan tidak bosan selama proses pembelajaran.
Pemilihan model
pembelajaran serta kegiatan yang berpusat pada peserta didik sangat
meningkatkan keaktifan peserta didik selama proses
pembelajaran. Sehingga peserta didik termotivasi untuk belajar b.
Penggunaan model
pembelajaran dalam penerapan tindakan membuat guru semakin memahami bagaimana
mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran. Dalam proses penerapan
model pembelajaran tersebut terdapat sintak yang membuat peserta didik lebih
mandiri dan mampu mengembangkan pemikirannya dalam memecahkan masalah atau
menghasilkan karya atau produk inovatif. Apakah
hasilnya efektif? Atau tidak efektif?
Mengapa? Ada beberapa hal
yang dapat dilihat untuk mengetahui keefektifan penerapan strategi ini. 1. Penggunaan
media pembelajaran berbasis IT dengan menggunakan power point dan canva membuat peserta didik lebih termotivasi
untuk belajar, karena peserta didik dapat mengamati gambar, video dan materi
yang ada di media. Selain itu peserta didik juga dapat melihat secara
langsung permasalahan dan informasi yang sedang terjadi di kehidupan
sehari-hari. Hal ini menjadi menarik karena selama ini peserta didik memiliki
akses yang terbatas terhadap informasi. Hasil penilaian rata-rata skala motivasi sebesar 90,1 %
dengan kategori sangat baik. 2. Hasil
belajar peserta didik mengalami peningkatan baik dari aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor. Dalam kemandirian mengerjakan tugas dari guru
mengalami perubahan perilaku menjadi baik/sangat baik. Peserta didik
lebih percaya diri untuk bertanya, menjawab pertanyaan, mempresentasikan dan
memberikan umpan balik kepada kelompok lain dan guru; dan peserta didik
juga mengalami peningkatan dalam kegiatan kooperatif, terlihat pada pembagian
tugas yang merata diantara setiap anggota kelompok. Sehingga semua
anggota kelompok memiliki peran dalam mengerjakan tugas. Aspek
kognitif, nilai peserta didik mengalami peningkatan secara menyeluruh pada
KKM. Dikategorikan tuntas karena nilai seluruh peserta didik di atas 70.
Hal ini dikarenakan KKM yang telah ditetapkan adalah 70. Persentase
ketuntasan peserta didik yang sebelumnya hanya 60% kemudian meningkat menjadi
95 %. Aspek Psikomotor Peserta didik sudah mampu mempraktekkan
percobaan pada tiap pertemuan pembelajaran. Selain itu terjadi
peningkatan dari aspek psikomotorik pada keaktifan peserta didik melakukan
percobaan selama proses pembelajaran 3. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
dalam pembelajaran membuat kemampuan literasi sains peserta didik terlatih
melalui kegiatan pembelajaran
menemukan lebih banyak informasi dari berbagai sumber, serta lebih
termotivasi terhadap materi yang diajarkan. Aspek-aspek
literasi sains yang dilatihan sebagai berikut: c.
Menjabarkan pengetahuan sains d.
Merancang prediksi dan hipotesis berdasarkan fenomena e.
Mengevaluasi hasil identifikasi f.
Mengevaluasi rancangan identifikasi ilmiah Berdasarkan aspek-aspek tersebut kemampuan literasi
sains peserta didik mengalami peningkatan di pertemuan ke dua memperoleh skor
rata-rata 90 dan memperoleh kategori sangat baik 4. Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam
pembelajaran membuat peserta didik tertantang untuk berpikir kritis dan
menemukan lebih banyak informasi dari berbagai sumber, serta lebih
termotivasi terhadap materi yang diajarkan. Hasil penilaian keterampilan
berpikir kritis peserta didik mengalami peningkatan dengan rata-rata nilai 87
dengan kategori baik. Hasil yang didapatkan menjadi
lebih efektif karena menggunakan metode dan model pembelajaran yang dapat
meningkatkan ketertarikan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Bagaimana
respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi
faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Respon
positif datang dari kepala sekolah dan rekan sejawat terkait
pelaksanaan tindakan untuk mengatasi masalah pembelajaran yang dialami guru, karena guru telah menggunakan metode
pembelajaran yang bervariasi, model pembelajaran yang inovatif, dan media
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan (power point dan
canva) Peserta
didik merefleksikan bahwa belajar itu sangat menyenangkan. Media
pembelajaran yang digunakan menarik dan membantu dalam memahami materi
pelajaran Penilaian
hasil wawancara dengan guru (teman sejawat), 1.
Model pembelajaran berbasis masalah efektif dilaksanakan dalam pembelajaran 2.
Media power point, canva dan video pembelajaran berpengaruh terhadap
minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran 3.
Peserta didik menjadi lebih aktif dalam pembelajaran karena media yang
digunakan menyenangkan dan menumbuhkan minat belajar peserta didik 4.
Peserta didik tidak jenuh dalam mengikuti pembelajaran Adapun
faktor yang menjadi keberhasilan dalam aksi ini adalah penggunaan media pembelajaran berupa canva
dan penayangan video yang menarik peserta didik yang
membantu peserta didik lebih percaya diri serta antusias dalam mengikuti pembelajaran ,selain itu
garis besar bahasan yang disajikan dan dikemas dalam tayangan yang menarik
dan sesuai dengan usia peserta didik membuat peserta didik terarah dalam
pembelajaran. Ketepatan dalam memilih
model dan media pembelajaran karena lebih berorientasi dalam meningkatkan
minat dan hasil belajar peserta didik serta kerjasama dan dukungan dari teman
sejawat dan kepala sekolah menjadi alasan keberhasilan aksi pembelajaran ini. Penguasaan guru terhadap model pembelajaran, metode
pembelajaran, media pembelajaran, pembuatan LKPD, bahan ajar, dan langkah-langkah
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat. Pembelajaran
dari proses ini adalah guru harus berperan aktif dan inovatif dalam
menggunakan metode pembelajaran, menyediakan media, alat dan bahan yang
beragam sehingga menumbuhkan minat dan motivasi peserta didik dalm
pembelajaran. Dengan kolaborasi yang baik dan seimbang antara guru, kepala
sekolah dan orang tua dalam pelaksanaan kegiatan belajar, tentunya kemampuan,
keterampilan dan perkembangan peserta didik akan menjadi lebih baik. Seorang guru dituntut untuk selalu
melakukan inovasi dan meningkatkan kreativitas dalam pembelajaran dengan
memperhatikan karakteristik peserta didik. Oleh
karena
itu pentingnya kerjasama, pemahaman guru dalam pemanfaatan teknologi sehingga
proses pembelajaran di kelas semakin variatif dan interaktif, dan pemahaman
guru dalam menerapkan pembelajaran inovatif sehingga pembelajaran dapat
terlaksana dengan baik guna memenuhi tujuan pendidikan abad ke-21. Penilaian
hasil wawancara dengan peserta didik, merasa sangat senang dan aktif dalam
proses pembelajaran yang sudah dilakukan di kelas. Dari
hasil refleksi pembelajaran yang dilakukan peserta didik dapat disimpulkan bahwa peserta didik senang dengan pembelajaran model Problem Based
Learning dan Discovery learning, kegiatan pembelajaran
tersebut
dapat meningkatkan kemampuan peserta didik sesuai tujuan pembelajaran. Selain itu, aksi ini
juga berdampak pada kemampuan
berbicara dan kepercayaan diri peserta didik dalam melaksanakan presentasi
dan berpendapat di hadapan banyak
orang. saat
ini, dapat dilihat dari hasil penilaian pengetahuan peserta didik yang menunjukkan peningkatan
pada setiap pertemuan. Berdasarkan hasil tersebut
hasil belajar peserta didik pada materi IPA
dengan menggunakan model Problem Based
Learning dan Discovery learning dapat disimpulkan
berhasil karena nilai yang diperoleh
berada di atas kriteria ketuntasan minimum (KKM). Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa proses pembelajaran
inovatif yaitu model Problem based learning dan discovery
learning dapat meningkatkan motivasi belajar, pemahaman konsep, keterampilan
literasi sains dan keterampilan berpikir kritis peserta didik jika diterapkan
dengan
tepat dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. |