BAB I
PENDAHULUAN
Guru adalah salah satu di antara
factor pendidikan yang memiliki peranan yang paling strategis, sebab gurulah
sebetulnya “pemain” yang paling menentukan di dalam terjadinya proses belajar
mengajar. Di tangan guru yang cekatan fasilitas dan sarana yang kurang memadai dapat
diatasi, tetapi sebaliknya di tangan guru yang kurang cakap, sarana, dan
fasilitas yang canggih tidak banyak memberi manfaat.
Salah satu di antara ciri kemajuan
zaman tersebut adalah adanya suatu pekerjaan yang ditangani secara
professional, sehingga pekerjaan itu dikerjakan secara sungguh-sungguh dan
serius oleh orang yang memiliki profesi di bidang tersebut. Pekerjaan guru
merupakan pekerjaan profesi, karena itu mesti dikerjakan sesuai dengan tuntutan
profesionalisme.
Di bidang keguruan ada tiga persyaratan
pokok seseorang itu menjadi tenaga profesionalis di bidang keguruan. Pertama,
memiliki ilmu pengetahuan di bidang yang diajarkannnya sesuai dengan
kualifikasi di mana dia mengajar. Kedua, memiliki pengetahuan dan keterampilan
di bidang keguruan, dan ketiga memiliki moral akademik.
Keterampilan itu harus dimiliki seorang
guru, supaya dapat menyelesaikan tugas dengan professional. Dalam pembahasan
ini pengertian keterampilan mengajar seorang guru dapat dibedakan kedalam
masing-masing pendapat diantaranya Alvin
W Howard, Warni Rasyidin, AG Soejono. Dan dalam pengertian masing-masing dapat
disimpulkan bahwa. Keterampilan mengajar guru adalah kecakapan atau kemampuan
guru dalam menyajikan materi pelajaran. Dengan demikian seorang guru harus
mempunyai persiapan mengajar antara lain, guru harus menguasai bahan pengajaran
mampu memilih metode yang tepat dan penguasaan kelas yang baik. Keterampilan
mengajar dapat dibagi keberapa hal dan itu kedalam pembahasan kali ini yaitu
KETERAMPILAN YANG DIMILIKI GURU DALAM MENGAJAR.
BAB II
ISI
A. Pengertian Keterampilan Mengajar Guru
Menurut Alvin W Howard “ Mengajar adalah
suatu aktivitas untuk memberi, menolong, membimbing seseorang untuk
mendapatkan,mengubah atau mengembangkan ide (cita-cita).”
Warni Rasyidin mengemukakan bahwa “ Mengajar
adalah keterlibatan guru dan siswa dalam interaksi proses belajar mengajar.
Guru sebagai koordinator menyusun,mengorganisasi dan mengatur situasi belajar.”
Sedangkan, Menurut AG Soejono “ Mengajar adalah
usaha guru memimpin muridnya keperubahan situasi dalam arti kemajuan dalam
proses perkembangan intelek pada khususnya dan proses perkembangan jiwa, sikap,
pribadi serta keterampilan pada umumnya.”
Berdasarkan dengan pengertian diatas maka
dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah usaha yang dilaksanakan oleh guru
melalui bahan pengajaran yang diarahkan kepada siswa agar dapat membawa
perubahan baik kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Keterampilan mengajar guru adalah kecakapan
atau kemampuan guru dalam menyajikan materi pelajaran. Dengan demikian seorang
guru harus mempunyai persiapan mengajar antara lain, guru harus menguasai bahan
pengajaran mampu memilih metode yang tepat dan penguasaan kelas yang baik.
B. Macam-macam
Keterampilan Mengajar
Keterampilan mengajar sangat penting
dimiliki oleh seorang guru sebab guru memegang peranan penting dalam dunia
pendidikan.oleh karena itu guru harus memiliki berbagai keterampilan mengajar
antara lain:
1. Keterampilan
Bertanya
Keterampilan bertanya merupakan
keterampilan yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan belajar mengajar,
karena metode apapun, tujuan pengajaran apapun yang ingin dicapai dan bagaimana
keadaan siswa yang dihadapi, maka bertanya kepada siswa merupakan hal yang
tidak dapat ditinggalkan. Memberi pertanyaan perlu adanya latihan dari
guru-guru. Sehingga diharapkan guru dapat menguasai dan melaksanakan
keterampilan bertanya pada situasi yang tepat, sebab memberi pertanyaan secara
efektif dan efisien akan dapat menimbulkan perubahan tingkah laku baik pada
guru maupun dari siswa. Dari guru yang sebelumnya selalu aktif memberi
informasi akan berubah menjadi banyak mengundang interaksi siswa, sedangkan
dari siswa yang sebelumnya secara pasif mendegarkan keterangan guru akan
berubah menjadi banyak berpartisipasi dalam bertanya, menjawab pertanyaan dan
mengemukakan pendapat. Hal ini akan menimbulkan adanya cara belajar siswa aktif
yang berkadar tinggi. Untuk lebih memudahkan guru dalam menggunakan
keterampilan bertanya hendaknya seorang guru mengetahui kegunaan dari
penggunaan keterampilan bertanya.
Tujuan keterampilan bertanya adalah
:
ü Merangsang
kemampuan berfikir siswa;
ü Membantu
siswa dalam belajar;
ü Mengarahkan
siswa pada tingkat interaksi belajar yang mandiri;
ü Meningkatkan
kemampuan berfikir siswa dari kemampuan berfikir tingkat rendah ketingkat yang
lebih tinggi;
ü Membantu
siswa dalam mencapai tujuan pelajaran yang dirumuskan.
ü Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa
terhadap pokok bahasa yang akan dibahas.
ü Memusatkan
perhatian siswa terhadap pokok bahasan
ü Mengembangkan
keaktifan siswa.
ü Mendorong
siswa untuk dapat menggunakan pandangan-pandangan yang berhubungan dengan
masalah yang akan dibahas.
ü Sebagai
umpan balik bagi guru untuk mengetahui sejauhmana prestasi belajar siswa selama
proses belajar mengajar.
ü Dapat
mengembangkan kemampuan siswa dalam menemukan, mengorganisir dan memberi
informasi yang pernah didapat sebelumnya.
Agar proses bertanya yang
dilaksanakan dapat berhasil dalam proses pembelajaran ada beberapa teknik bertanya yang baik
diantaranya :
Ø Tunjukan
keantusiasan dan kehangatan;
Ø Berikan
waktu secukupnya kepada siswa untuk berfikir.
Ø Atur
lalu lintas bertanya jawab;
Ø Hindari
pertanyaan ganda.
Selain teknik perlu juga bagaimana
meningkatkan kualitas pertanyaan agar mampu menjadi alat untuk meningkatkan
kemampuan berfikir dan meningkatkan kualitas pembelajaran bagi siswa yaitu :
a. berikan
pertanyaan secara berjenjang
b. gunakan
pertanyaan-pertanyaan utuk melacak
Hal-hal yang harus dihindari :
·
Menjawab pertanyaan sendiri;
·
Mengulang jawaban siswa;
·
Mengulang-ulang pertanyaan sendiri;
·
Mengajukan pertanyaan yang
memberikan jawaban serentak.
2. Keterampilan
Memberi Penguatan ( Reinforcement )
Yang dimaksud dengan keterampilan
memberi penguatan adalah respon positif dari guru kepada anak didik yang telah
melakukan suatu perbuatan baik. Pemberian penguatan ini dilakukan oleh guru
dengan tujuan agar anak lebih giat berpartisifasi dalam interaksi belajar
mengajar dan siswa dapat mengulangi lagi perbuatan yang baik walaupun pemberian
penguatan sangat mudah pelaksanaannya, namun kadang-kadang banyak diantara guru
yang tidak melakukan pemberian penguatan kepada muridnya yang melakukan
perbuatan baik.
Pemberian penguatan dalam proses
belajar mengajar mempunyai beberapa tujuan dan manfaat apabila dapat dilakukan
dengan tepat antara lain:
- Dapat meningkatkan perhatian dan motivasi siswa
terhadap materi
- Dapat mendorong siswa untuk berbuat baik dan produktif
- Dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa itu
sendiri
- Dapat meningkatkan cara belajar siswa aktif
- Dapat mendorong siswa untuk meningkatkan belajarnya
secara mandiri.ng
- Dapat melancarkan atau memudahkan proses belajar.
- Mengarahkan kepada cara berfikir yang baik/divergen dan
inisiatif pribadi.
Walaupun pemberian penguatan
sifatnya sederhana dalam pelaksanaannya, namun dapat pula pemberian penguatan
yang diberikan kepada siswa justru membuat siswa enggan belajar karena
penguatan yang diberikan tidak sesuai dengan tindakan yang dilakukan siswa
tersebut, pemberian penguatan yang berlebihan akan berakibat fatal. Untuk itu
ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam pemberian penguatan antara
lain:
a. Hangat
dan Antusias.
b. Bermakna
c. Hindari
Penggunaan Penguatan Negatif.
e. Berikan
Penguatan dengan Segera.
Saat dimana guru harus memberikan
penguatan kepada anak didik, diantaranya:
% Perhatian
kepada guru,kawan, atau objek diskusi;
% Tingkah
laku belajar, membaca, pekerjaan dipapan tulis;
% Penyelesaian
hasil pekerjaan (PR)
% Kualiatas
pekerjaan atau tugas (kerapihan, keindahan)
% Perbaikan
atau penyempurnaan tugas
% Tugas-tugas
mandiri.
3. Keterampilan
Memberi Variasi
Menggunakan Variasi adalah suatu
kegiatan Guru dalam konteks interaksi belajar mengajar yang bertujuan untuk
mengatasi kebosana siswa sehingga dalam proses belajar mengajar murid
senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme,serta penuh partisipasi secara
aktif..
Keterampilan variasi yang tepat
dalam proses belajar mengajar akan dapat memberi manfaat bagi siswa antara
lain:
J Dapat
menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa terhadap materi yang diberikan
kepadanya.
J Dapat
memberi motivasi kepada siswa untuk memusatkan perhatiannya pada proses belajar
mengajar.
J Dapat
menghindari kebosanan siswa dalam belajar.
J Dapat
mendorong anak untuk mengadakan diskusi dengan temannya.
Pemberian Variasi dalam proses
belajar mengajar dapat diartikan sebagai perubahan pengajaran dari yang satu
dengan yang lain disinilah pentingnya seorang Guru menguasai berbagai metode
dalam mrngajar sebab dengan menggunakan berbagai metode dalam mengajar akan
membangkitkan gairah belajar siswa. Misalnya saja seorang Guru diawal mata
pelajaran menggunakan metode ceramah kemudian diselingi dengan metode tanya
jawab mau tak mau siswa akan mempunyai keseriusan dalam memperhatikan
pelajaran.
Ada dua aspek dalam keterampilan
memberi variasi yang harus dikuasai guru dalam proses belajar mengaja. yaitu:
1) Variasi dan Gaya Mengajar
2) Variasi
Media dan Bahan Ajaran
Ada empat variasi penggunaan media
Menurut Syaiful Bahri Djamarah yaitu:
1.
Media Pandang
2.
Variasi Media Dengar
3.
Variasi Media Taktil
4.
Variasi interaksi
Variasi dalam pola interaksi antara
guru dengan anak didik memiliki rentangan yang bergerak dari dua kutub, yaitu:
a. Anak
didik bekerja atau belajar secara bebas tanpa campur tangan dari guru.
- Anak didik mendengarkan dengan pasif. Situasi
didominasi oleh guru dimana guru berbicara kepada anak didik.
Diantara
dua kutub itu banyak kemungkinan dapat terjadi. Misalnya, guru berbicara dengan
sekolompok kecil anak didik melalui pengajuan beberapa pertanyaan atau guru
berbincang dengan anak didik secara individual, atau guru menciptakan situasi
sedemikian rupa sehingga antar anak didik dapat saling tukar pendapat melalui
penampilan diri, demonstrasi, atau diskusi.
Ada
beberapa teknik yang dapat digunakan dalam melakukan variasi yaitu:
A. Variasi
pada waktu melaksanakan proses pembelajaran
·
Penggunaan variasi suara ( teacher voice )
·
Pemusatan perhatian ( focusing )
·
Kebisuan guru ( teacher silence )
·
Mengadakan kontak pandang ( eye contact )
·
Gerak guru ( teacher movement )
B. Variasi
dalam penggunaan media dan alat pembelajaran
·
Menggunakan variasi media visual.
·
Menggunakan variasi media atau alat
auditif.
·
Menggunakan alat atau bahan motorik.
C. Variasi
dalam berinteraksi
Guru
perlu membangun interaksi secara penuh dengan memberikan kesempatan kepada
siswanya untuk berinteraksi dengan lingkungannya.
4. Keterampilan Membuka Dan
Menutup Pelajaran
Keterampilan membuka atau set induction adalah perbuatan guru
untuk menciptakan siap mental dan menimbulkan perhatian anak didik agar
terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari sehingga akan mudah mencapai
kompetensi yang diharapkan.
Secara khusus tujuan membuka
pelajaran adalah :
a. Menarik
perhatian siswa
b. Menumbuhkan
motivasi belajar siswa.
c. Memberikan
acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan.
d. Memungkinkan
siswa mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman yang dikuasai dengan
hal-hal baru yang akan dipelajari.
e. Siswa
dapat mengetahui pendekatan-pendekatan yang akan digunakan dalam mempelajari
bagian-bagian pelajaran.
f. Memberikan
kemungkinan kepada siswa untuk menggabungkan fakta-fakta,
keterampilan-keterampilan, konsep-konsep yang tercakup dalam suatu peristiwa.
g. Memungkinkan
siswa dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam pelajaran.
Menutup
pelajaran diartikan sebagai kegiatan yang
dilakukan guru untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud untuk memberikan
gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa serta
keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya, mengetahui tingkat keberhasilan
siswa, serta keberhasilan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
Menutup
pelajaran dapat dilakukan dengan cara :
·
Merangkum atau membuat garis-garis
besar persoalan yang baru dibahas.
·
Mengonsolidasikan perhatian siswa
terhadap hal-hal yang pokok agar siswa berminat untuk mempelajarinya lebih
lanjut.
·
Mengorganisasikan kegiatan yang
telah dilakukan untuk membentuk pemahaman baru tentang materi yang telah
dipelajarinya.
·
Memberikan tindak lanjut serta
saran-saran untuk memperluas wawasan yang berhubungan dengan materi pelajaran
yang telah dibahas.
5.
Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah
keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya
bila terjadi gangguan dalam proses interaksi edukatif. Yang termasuk kedalam
hal ini adalah misalnya penghentian tingkah laku anak didik yang menggangu
proses pembelajaran, pemberian ganjaran bagi kedisiplinan siswa, penyelesaian tugas anak didik, atau penetapan
norma kelompok yang produktif.
Suatu kondisi belajar yang optimal
dapat tercapai jika guru mampu mengatur anak didik dan sarana pengajaran serta
mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan
pengajaran. Juga hubungan interpersonal yang baik antara guru dan siswa dan
siswa dengan siswa merupakan syarat keberhasilan pengelolaan kelas. Perilaku
yang dapat mengganggu proses belajar mengajar karena tidak adanya perhatian dan
perilaku mengganggu.
Untuk menghindari perilaku-perilaku
yang dapat mengganggu, maka dalam pengelolaan kelas dapat dilakukan
teknik-teknik berikut ini:
·
Penciptaan kondisi belajar yang
optimal
·
Menunjukan sikap tanggap
·
Memusatkan perhatian
·
Memberikan petunjuk dan tujuan yang
jelas
·
Memberikan teguran dan penguatan.
Adapun tujuan mengelola kelas bagi
siswa ialah :
* Mendorong
siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah lakunya.
* Membantu
siswa untuk mengerti tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas, dan
memahami bahwa teguran guru merupakan suatu peringatan dan bukan kemarahan.
* Menimbulkan
rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku yang sesuai
dengan aktifitas kelas.
Beberapa kekeliruan yangh perlu
dihindari guru dalam mempraktekkan keterampilan mengelola kelas ialah :
o Campur
tangan yang berlebihan;
o Kelenyapan;
o Ketidaktepatan
memulai dan mengakhiri kegiatan;
o Penyimpangan;
o Bertele-tele;
o Pengulangan
penjelasan yang ulangan penjelasan yang tidak perlu.
6.
Keterampilan Membimbing Diskusi
Kelompok Kecil
Yang dimaksud dengan diskusi
kelompok kecil adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok
individu dalam suatu interaksi tatap muka secara kooperatif untuk tujuan
membagi informasi, membuat keputusan, dan memecahkan masalah
Keterampilan membimbing diskusi
memiliki kelebihan dan keterbatasan antara lain :
- Kelebihannya
a. Kelompok
memiliki sumber daya yang lebih banyak daripada individu.
b. Anggota
kelompok sering diberi masukan dan motivasi dari anggota lain, agar idenya
bermanfaat untuk prestasi kelompoknya
c. Kelompok
dapat menghasilkan keputusan yang lebih baik
d. Anggota
kelompok memiliki ikatan yang kuat terhadap keputusan yang diambil dengan
melalui keterklibatannya dalam diskusi.
e. Partisipasi
dalam diskusi akan meningkatkan saling pengertian antar individu dalam satu
kelompok dan dalam kelompok yang lain.
f. Anggota
yang pemalu akan bebas mengemukakan pikirannya dalam kelompok yang kecil.
2. Kelemahannya
a. Diskusi
memakan waktu
b. Pemborosan
waktu
c. Diskusi
dapat menekan pendirian
7.
Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan adalah
penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematik untuk
menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya, misalnya antara sebab
dan akibat, definisi dan contoh atau dengan sesuatu yang belum
diketahui.Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan
urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian
penjelasan merupakan salah satu aspek yang amat penting dari kegiatan guru
dalam berinteraksi dengan siswa didalam kelas.
Tujuan memberikan penjelasan antara
lain:
a) Membimbing
murid untuk mendapat dan memahami hukum, fakta, definisi dan prinsip secara
obyektif.
b) Melibatkan
murid untuk berfikir dengan memecahkan masalah-masalah atau pertanyaan
c) Untuk
mendapat balikan dari murid mengenai tingkat pemahamannya dan untuk mengatasi
kesalapahaman mereka.
d) Membimbing
murid untuk menghayati dan mendapat proses penalaran dan menggunakan bukti-
bukti dalam pemecahan masalah.
Prinsifp yang perlu diperhatikan dalam
memberikan penjelasan, yaitu :
![*](file:///C:/Users/DEIRA/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/Users/DEIRA/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/Users/DEIRA/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/Users/DEIRA/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/Users/DEIRA/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/Users/DEIRA/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
8.
Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan
Mengajar
kelompok kecil atau perorangan yaitu perbuatan guru dalam konteks belajar
mengajar yang hanya melayani 3-8 siswa untuk kelompok kecil dan hanya satu
orang untuk perorangan. Dalam pengajaran kelompok kecil dan perorangan guru
berperan sebagai :
a. Organisator kegiatan belajar mengajar.
b. Sumber informasi bagi siswa.
c. Pendorong bagi siswa untuk belajar.
d. Orang yang mendiagnosa kesulitan siswa
serta memberikan bantuan yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
e. Penyedia materi dan kesempatan belajar
bagi siswa.
f. Peserta kegiatan yang mempunyai hak dan
kewajiban yang sama seperti yang lainnya.
Ada empat komponen yang perlu dikuasai
guru untuk pengajaran kelompok kecil dan perorangan yaitu :
a) Keterampilan mengadakan pendekatan
secara pribadi.
b) Keterampilan mengorganisasi
c) Keterampilan membimbing dan memudahkan
belajar.
Dan
beberapa hal yang perlu diperhatiakan seorang guru ialah :
J Guru yang biasa mengajar secara
klasikal, sebaiknya mulai dari mengajar kelompok kecil, dan kemudian
perorangan.
J Tidak semau topic dapat dipelajari
secara efektif dalam kelompok kecil maupun perorangan.
J Pengorganisasian siswa, sumber materi,
serta waktu, merupakan langkah pertama yang perlu diperhatikan oleh guru.
J Kegiatan pengajaran harus diakhiri
dengan kulminasi.
J Dalam pengajaran perorangan, guru perlu mengenal siswa secara pribadi.
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan merupakan keterampilan yang cukup kompleks dan memerlukan pengusaan
keterampilan sebelumnya, yakni keterampilan bertanya, member penguatan,
mengadakan variasi, menjelaskan, dan membimbing diskusi kelompok kecil.
Keberhasilanya ditentukan oleh pengetahuan, kemampuan, kretifitas, serta
hubungan antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.
BAB III
PENUTUP
Keterampilan mengajar guru adalah
kecakapan atau kemampuan guru dalam menyajikan materi pelajaran. Dengan
demikian seorang guru harus mempunyai persiapan mengajar antara lain, guru
harus menguasai bahan pengajaran mampu memilih metode yang tepat dan penguasaan
kelas yang baik.
Keterampilan mengajar sangat penting
dimiliki oleh seorang guru sebab guru memegang peranan penting dalam dunia
pendidikan.oleh karena itu guru harus memiliki berbagai keterampilan menagajar
antara lain: Ketrampilan Bertanya, Keterampilan Memberi Penguatanmberi,
Ketrampilan Memberi Variasi, Ketrampilan Membuka dan Menutup Pelajaran,
Ketrampilan Mengelolah Kelas, Ketrampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil,
dan Keterampilan Menjelaskan.
Cara
mejelaskan metode dengan baik kita harus menguasai materi yang akan diajarkan
terlebih dahulu. Karena penyampain informasi yang terencana dengan baik dan
disajikan dengan urutan yan cocok merupakan cirri utama kegiatan penjelasan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman.
Pengelolaan Pengajaran. Cet.VI. Ujung Pandang. Bintang Selatan.
E. Mulyasa,
M.Pd. Sertifikasi guru. PT Remaja
Rosdakarya Offset Bandung.2008
Mustamin,
Psikologi Pendidikan, Diktat 1996.
Http://www. Keterampilan Mengajar guru@yahoo.co.id
Roestiyah.N.K.
Masalah Ilmu Keguruan (Cet III. Jakarta: Bina Aksara. 1989).
Soetomo.
Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar. Cet.1 Surabaya. Usaha Nasional.
1993.
J.J Hasibun,
dll.Proses Belajar Mengajar.
Rosdakarya. Bandung. 2000.
Wina Sanjaya. Stategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan.Kencana. Jakarta. 2006.
Sobry Sutikno. Belajar Dan Pembelajaran. Prosfect.
Bandung. 2008.