INTEGRAL DAN TURUNAN ALJABAR VEKTOR
MAKALAH
Diajukan
untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kalkulus II
Oleh:
DEDE RENI MARLINA
NIM : 1209207015
PENDIDIKAN
FISIKA/2/A
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN
GUNUNG DJATI
BANDUNG
2010
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim
Puji dan syukur kita selalu panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan sebuah
karya sederhana ini. Shalawat serta salam semoga selamanya tercurah limpahkan
kepada Nabi panutan umat Muhammad SAW yang selalu menuntun kita ke jalan yang
diridhai oleh Allah SWT.
Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini. Penulis mohon maaf apabila dalam makalah ini terdapat
banyak kekurangan, kekeliruan dan kesalahan, karena makalah yang penulis buat
ini jauh dari kesempurnaan,dan kesempurnaan hanyalah milik-Nya.
Akhir kata penulis memohon kritik dan saran untuk perbaikan makalah
ini kedepannya,dan semoga makalah ini bermanfaat.
Bandung,Juni
2010
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................. 1
Daftar Isi........................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................. 5
1.
Integral
dan Fungsi bernilai vektor....................................................................... 5
2.
Limit
dan turunan fungsi bernilai vektor.............................................................. 6
3.
Aljabar
Turunan dan Aturan Rantai...................................................................... 7
4.
Aturan Rantai........................................................................................................ 7
5.
Aljabar
Vektor....................................................................................................... 8
6.
Operasi
vektor Biasa ........... 9
7.
Aljabar
Vektor Dinyatakan Dalam Vektor Satuan
,
, dan
......................... 10
8.
Aljabar Vektor
Dinyatakan Sebagai Pasangan Tiga Bilangan.............................. 10
9.
Aljabar
Vektor Dalam Fisika................................................................................. 13
BAB III PENUTUP......................................................................................................... 16
Daftar Referensi................................................................................................................ 17
BAB
I
PENDAHULUAN
Bagaimanapun juga Fisika dan Matematika merupakan dua hal yang
tidak dapat dipisahkan. Fisika membutuhkan metematika untuk menghitung berbagi
permasalahan yang terjadi baik dalam kehidupan maupun dalam hal yang lainnya.
Begitupun juga dengan aljabar yang diperlukan terutama dalam makalah ini
dikhususkan untuk menghitung vektor kecepatan maupun yang lainnya yang akan
dibahas secara mendetail dalam pembahasan.
Beberapa besaran fisis tertentu disamping mempunyai besar juga
mempunyai arah. Untuk menyatakan besaran fisis tersebut, disamping menyatakan
nilainya, kita juga harus menyatakan arahnya. Besaran fisis seperti ini
dikatakan bersifat vektor. Secara umum vektor adalah suatu besaran yang
mempunyai besar dan arah. Sebagai contoh kecepatan gerak suatu benda.
Aljabar vektor yaitu suatu sistem (kumpulan vektor). Didalamya akan
didefinisikan kesamaan dua buah vektor, perkalian vektor dengan skalar, dan
lain-lain. Dengan konsep (faham) vektor kita maksudkan vektor pada umumnya,
yaitu meliputi vektor gaya,kecepatan,kuat medan, dan lain-lain yang kita
lukiskan sebagai anak panah serta notasi khusus yang digunakan.
Lebih dahulu tentang panjang vektor: panjang suatu vektor
, ditulis
adalah bilangan skalar yang menyatakan panjang
anak panah. Vektor yang panjangnya satu satuan kita nyatakan dengan hurup
. Vektor yang
panjangnya nol kita namai vektor nol dan kita nyatakan dengan
. Jadi berlaku
hubungan:
Pembicaraan
tentang vektor selanjutnya kita batasi hanya pada vektor yang dapat
dipindah-pindahkan sepanjang garis sejajar dengan arah dan besar yang tetap,
seperti vektor kuat medan magnet homogen dan vektor kecepatan arus
Aljabar merupakan hal yang sangat penting bagi matematika dan fisika,
terutama menyangkut vektor. Pada dasarnya vektor merupakan sebuah besaran yang
digunakan untuk menyatakan besaran tertentu pada berbagai permasalahan yang
ada. Untuk itulah penulis mengambil tema tentang ini karena pengetahuan tentang
vektor perlu diketahui, tidak hanya sebatas mengetahui tapi juga harus
memahami.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Integral dan Fungsi bernilai vektor
Misalkan D suatu himpunan di Rn . fungsi f bernilai
vektor di Rm dengan daerah definisi D adalah aturan pengaitan setiap
elemen x di D dengan satu dan hanya satu vektor y di Rm dan ditulis
sebagai:
y=f(x)
bentuk ini disebut fungsi atau rumus fungsi. Sebagai contoh, fungsi
dua variabel dengan nilainya vektor di R3 adalah
y=f(x) =
=
=
karena
vektor di Rm juga ditulis dalam bentuk (y1,,,,,,,ym)
maka fungsi tersebut dapat ditulis dalam bentuk
y
=(y1,y2,y3) = (f1(x1,x2),f2(x1,x2),f3(x1,x2)
=(x12+x1x2,
sin(x1x2)
)
Ataupun
seringkali ditulis dalam persamaan:
y1=f1(x1,x2)=x12+x1x2
y2=f2(x1,x2)=sin(x1x2)
y3=f3(x1,x2)=
Fungsi
f1,f2,dan f3 disebut fungsi komponen dari f.
Misalkan diketahui f dari Rn ke Rm. Daerah definisi
fungsi f adalah daerah terbesar di Rn sehingga m fungsi komponen
tersebut mempunyai arti , umumnya merupakan irisan daerah definisi m fungsi
komponennya sebagai contoh, daerah definisi fungsi:
f(
(x1,x2)=(
,
dapat
ditentukan sebagai berikut. Untuk fungsi komponen pertama, daerah definisinya
adalah
Df1 = {(
={(
Sedangkan
unntuk fungsi komponen kedua adalah
Df2
= {(
Jadi,
daerah definisi fungsi f adalah irisan kedua himpunan yaitu:
Df
={(
Karena integral tak tentu dapat dipandang sebagai kebalikan proses
penurunan maka integral fungsi vektor dapat kita lakukan per komponen seperti
turunan fungsi. Hal ini diberikan dalam definisi sebagai berikut:
Diketehui fungsi kontinu f(t)=( f1(t),f2(t),f3(t)),
integral f adalah
Misalkan:diketahui
fungsi f(t) = (sin t,2t-3), sehingga integral fungsi ini adalah:
=(-cos t +C1,t2+C2,t2-3t
+C3)
2.
Limit dan Turunan Fungsi Bernilai vektor
Misalkan I interval terbuka pada R,t0
dan fungsi f: I
R3.
Limit fungsi f di t0 ditulis
Didefinisikan
sebagai berikut
Untuk
setiap
ada bilangan
sehingga
Untuk
semua t di daerah definisi fungsi f dan memenuhi 0<
.
Aljabar turunan fungsi bernilai vektor mempunyai aturan serupa
dengan fungsi skalar biasa ditambah dengan aturan untuk hasil perkalian titik
atau perkalian skalar. Semua aturan ini merupakan akibat dari aljabar limit.
Aljabar turunan:
Misalkan f dan g dua fungsi vektor dengan nilainya di R3
yang dapat diturunkan maka:
1.
(f +
g)’(t)= f’(t) + g’(t)
2.
(cf)’(t)=cf’(t)
3.
(f.g)’t=f’(t).g(t)+f(t).g’(t)
4.
(fₓg)’(t)=f’(t).g(t)+f(t).g’(t);
rumus ini hanya berlaku jika kedua fungsi mempunyai nilai di R3.
Misalkan f(t) = (cos 2t, sin
2t, t2) dan g(t)= t,t2,t3)
Kemudian fungsi (f.g)(t)= t cos2t+t2sin2t+t5
dapat dicari turunannya dengan cara
F’(t).g(t)+f(t).g’(t) = (-2 sin 2t)(t) +(2 cos2t)t2+(2t)t3
+(cos 2t)(1) +
(sin 2t)(2t)+(t2)3t2
=cos 2t- 2t sin
2t+2t sin2t+2t2 cos 2t+5t4
3.
Aljabar Turunan dan Aturan Rantai
Aljabar
Turunan:
Misalkan fungsi
dua variabel f,g mempunyai turunan di titik (a,b). Kemudian fungsi
i.
h=f+g
juga mempunyai turunan dan
dh(a,b)
=df(a,b) +dg(a,b) operasi jumlah matriks
ii.
h=fg
mempunyai turunan dan
dh(a,b)=f(a,b)dg(a,b)+g(a,b)df(a,b)
operasi pada matriks
iii.
jika
g(a,b)
0, fungsi h=
mempunyai turunan dan
dh(a,b) =
operasi pada matriks
Bukti
teorema ini sama dengan fungsi satu variabel, hanya saja notasi turunan fungsi
satu variabel diganti dengan:
4.
Aturan
Rantai
Aturan
rantai yang akan dipelajari disini adalah aturan rantai yang khusus, dalam arti
bahwa syarat berlakunya teorema ini memerlukan syarat yang lebih banyak, yaitu
syarat kekontinuan fungsi turunannya.
Kita
telah mempelajari fungsi bernilai vektor g: I
R
R2 yang
nilainya di t dapat ditulis g (t) = (x(t),y(t)). Jika fungsi ini dikomposisikan
dengan fungsi dua variabel akan diperoleh fungsi satu variabel bernilai real.
Aturan mencari turunan fungsi komposisi ini diberikan di teorema berikut.
Aturan
Rantai khusus:
Misalkan g: I
R
R2 fungsi satu variabel yang mempunyai turunan di
t0 f:U
R2
R
fungsi dua variabel yang mempunyai turunan parsial kontinu di g(t0)
= (a,b). Kemudian fungsi
h=
f o g: I
R
R mempunyai
turunan di t0 dan
h’(t0)
= f’[g(t0)]g’(t0)
=df(a,b)(g’(t0))
=
+
Dengan
g’(t0)=
5.
Aljabar Vektor Biasa
Aljabar vektor yaitu suatu sistem (kumpulan vektor). Didalamya akan
didefinisikan kesamaan dua buah vektor, perkalian vektor dengan skalar, dan lain-lain.
Dengan konsep (faham) vektor kita maksudkan vektor pada umumnya, yaitu meliputi
vektor gaya,kecepatan,kuat medan, dan lain-lain yang kita lukiskan sebagai anak
panah serta notasi khusus yang digunakan.
Lebih dahulu tentang panjang vektor: panjang suatu vektor
, ditulis
adalah bilangan skalar yang menyatakan panjang
anak panah. Vektor yang panjangnya satu satuan kita nyatakan dengan hurup
. Vektor yang
panjangnya nol kita namai vektor nol dan kita nyatakan dengan
. Jadi berlaku
hubungan:
Pembicaraan
tentang vektor selanjutnya kita batasi hanya pada vektor yang dapat
dipindah-pindahkan sepanjang garis sejajar dengan arah dan besar yang tetap,
seperti vektor kuat medan magnet homogen dan vektor kecepatan arus sungai
(hipotesis). Karena itu kita rumuskan kesamaan
vektor sebagai berikut:
Dua
vektor
dan
dikatakan sama jika keduanya memiliki panjang
dan arah yang sama.
Berdasarkan
definisi kesamaan ini, maka suatu vektor dapat dipindah-pindahkan sepanjang
garis yang sejajar, asalkan arah dan besarnya tetap.(lihat gambar.
6.
Operasi Vektor
1.
Jumlah
dua vektor
dan
ialah suatu vektor
yang dilukiskan diagonal jajaran genjang yang
sisinya
dan
, kita tulis
=
+
. Dengan mudah
definisi itu dapat diperluas untuk jumlah lebih dari dua vektor, misalnya,
=
+
+
+
2.
Selisih dua
vektor: selisih dua vektor
dan
dapat ditulis sebagai
-
,
definisi
+ (
).
3.
Perkalian
vektor
dengan bilangan skalar
:
ialah suatu vektor yang panjangnya
kali panjang vektor
dan searah dengan
, jika
>0, dan
berlawanan arah dengan
, jika
<0.
4.
Perkalian
skalar dua vektor
dan
ditulis
.
, definisi
.
cos
adalah sudut antara
dan
.
7.
Vektor Dinyatakan Dalam Vektor Satuan
,
, dan
Jika pada suatu sistem koordinat ortogonal kita letakan
masing-masing vektor satuan
,
, dan
, masing-masing pada sumbu x,y, dan z menurut
arah positif, maka sistem koordinat yang terjadi dinamai sistem koordinat dekstral.
Untuk selanjutnya, dengan vektor yang berpangkal dititik 0 daripada sistem
dekstral tersebut. Misalkan
suatu vektor (pangkal di 0), yang koordinat
titik ujungnya (a1,a2,a3). Maka terhadap
terhadap koordinat sistem dekstral tersebut, vektor
dapat dituliskan sebagai:
8.
Vektor
Dinyatakan Sebagai Pasangan Tiga Bilangan
Agar
penulisannya menjadi lebih singkat, maka perlu mengadakan notasi baru: vektor
1. Kesamaan dua
vektor:
2. Jumlah dua
vektor:
3. Selisih dua
vektor:
4.
Perkalian
dengan Skalar:
5.
Perkalian
skalar:
Contoh Penggunaan Vektor dalam Ruang Dimensi Tinggi
Data Eksperimen – Ilmuwan melakukan experimen dan membuat n pengukuran numeris setiap
eksperimen dilakukan. Hasil dari setiap experiment bisa disebut sebagai vector y
= (y1,y2,...,yn) dalam Rn dalam setiap y1,y2,....,yn
adalah nilai yang terukur.
Penyimpanan dan Gudang – Sebuah perusahaan transportasi mempunyai 15 depot untuk menyimpan dan
mereparasi truknya. Pada setiap poin dalam waktu distribusi dari truk dalam
depot bisa disebut sebagai 15-topel x = (x1,x2,...,x15)
dalam setiap x1 adalah jumlah truk dalam depot pertama dan x2
adalah jumlah pada depot kedua., dan seterusnya.
Rangkaian listrik – Chip prosesor didesain untuk menerima 4 tegangan input dan mengeluarkan
3 tegangan output. Tegangan input bisa ditulis sebagai vector dalam R4
dan tegangan output bisa ditulis sebagaiR3. Lalu, chip bisa
dilihat sebgai alat yang mengubah setiap vektor input v = (v1,v2,v3,v4)
dalam R4 ke vector keluaran w = (w1,w2,w3)
dalamR3.
Analisis citra – Satu hal dalam gambaran warna dibuat oleh layar komputer dibuat oleh
layar komputer dengan menyiapkan setiap [pixel] (sebuah titik yang mempunyai
alamat dalam layar) 3 angka yang menjelaskan hue, saturasi, dan kecerahan dari pixel. Lalu sebuah gambaran warna yang komplit bisa diliahat sebgai
5-topel dari bentuk v = (x,y,h,s,b)
dalam x dan y adalah kordinat layar dari pixel dan h,s,b adalah hue,
saturation, dan brightness.
Ekonomi – Pendekatan kita dalam analisa ekonomi adalah untuk membagi ekonomidalam
sector (manufaktur, pelayanan, utilitas, dan seterusnya ) dan untuk mengukur
output dari setiap sector dengan nilai mata uang. Dalam ekonomi dengan 10
sektor output ekonomi dari semua ekonomi bisa direpresentasikan dngan 10-topel s
= (s1,s2,s3,...,s10)
dalam setiap angka s1,s2,...,s10
adalah output dari sektor individual.
Sistem Mekanis – Anggaplah ada 6 partikel yang bergerak dalam garis kordinat yang sama
sehingga pada waktu t koordinat mereka adalahx1,x2,...,x6
dan kecepatan mereka adalah v1,v2,...,v6.
Informasi ini bisa direpresentasikan sebagai vector
V = (x1,x2,x3,x4,x5,x6,v1,v2,v3,v4,v5,v6,t)
Dalam R13. Vektor ini disebut kondisi dari sistem partikel
pada waktu t.
Fisika - Pada teori benang komponen paling kecil dan tidak bisa dipecah dari
Jagat raya bukanlah partikel tetapi loop yang berlaku seperti benang yang
bergetar. Dimana jagat waktu Einstein adalah 4 dimensi,
sedangkan benang ada dalam dunia 11-dimensi
Menemukan norm dan jarak
Menghitung Panjang vektor u dalam ruang Rn
jika u = (u1,u2,u3,...,un)
Maka Panjang vektor u
dan Menghitung jarak antara vektor u dengan vektor v:
9.
Vektor Dalam Fisika
Jika dari suatu titik A tertentu kita berpindah tempat, maka
kedudukan kita yang baru B ditentukan oleh dua hal, yaitu berapa jauh dan ke
arah mana kita berpindah dari titik A tadi. Untuk memudahkan persoalan, kedua
hal itu dapat dilukiskan dengan anak panah yang berpangkal A.
Panjang anak
panah menunjukan jarak (besarnya) perpindahan , sedangkan mata panah menyatakan
arah perpindahan itu. Anak panah yang melukiskan perpindahan, dinamai vektor perpindahan disingkat vektor, dan dinyatakan dengan hurup
memakai anak panah, misalnya,
atau
.
menyatakan vektor yang pangkalnya A dan
ujungnya B. Jika sesudah perpindahan tadi (
) kita
melakukan perpindahan sekali lagi yang arah dan jaraknya dinyatakan oleh suatu
vektor
, maka tempat kedudukankita yang baru C sebagai hasil perpindahan.
dan
, ditunjukan
oleh vektor ketiga
yang pangkalnya A dan ujungnya C.
Aturan
untuk memperoleh
seperti ini kita namai aturan segitiga. Kita katakan vektor
adalah jumlah .
dan
dan kita tulis
=
+
. jadi dapat dikatkan bahwa pengaruh dua
vektor
dan
dapat diganti (ekuivalen) dengan hanya satu
vektor
yang berpangkal A dan berujung C. Vektor
dan
masing-masing dinamai komponen
atau dikatakan
memiliki komponen
dan
. Pada lukisan
vektor kiranya jelas, bahwa kita akan memperoleh vektor
yang sama, jika mula-mula kita berpindah
dengan
dan kemudian dengan vektor
, sehingga
dapat ditulis
+
=
+
.
Untuk
mencapai titik C itu dapat pula kita berpindah dengan vektor lain, misalnya
dengan
dari titik A, dan kemudian dengan vektor
yang berujung C. Ini berarti, bahwa suatu
vektor
dapat dibentuk oleh pasangan komponen (vektor)
lain. Secara umum kita katakan, bahwa suatu vektor dapat kita pandang sebagai
jumlah n vektor (n=2,3,....), dimana (n=1) vektor dapat kita ambil sebarang.
Jika
kita melakukan perpindahan tiga kali lebih besar daripada perpindahan
semula
, dan searah
dengan
maka perpindahan itu kita nyatakan dengan
vektor
. jika perpindahan itu dilakukan dengan arah
berlainan, maka perpindahan kita nyatakan dengan vektor -
.
Peristiwa
perpindahan berturut-turut yang dilukiskan oleh vektor
dan
pada contoh diatas, jelas situasinya tidak
berubah. Sekiranya vektor
dan
itu tidak bekerja berturut-turut, melainkan
bekerja serentak (bersama-sama) seperti dalam contoh berikut:
Diatas
permukaan sebuah sungai yang kecepatan dan arah arusnya dinyatakan dengan
vektor
, bergerak
sepotong kayu (terapung) yang kecepatan dan arahnya dinyatakan dengan
. Maka tempat
yang dicapai oleh potongan kayu tersebut pada saat tertentu dinyatakan dengan
vektor
=
+
yang serupa dengan contoh diatas (aturan
jajaran genjang).
Beberapa
besaran lain dalam fisika, seperti gaya, momentum, kecepatan, dan kuat medan
yang ternyata dapat diperlakukan dan diselesaikan dengan cara menggunakan
vektor yang serupa dengan contoh diatas. Misalkan pada suatu titik bekerja dua
buah gaya yang bekerja serentak, yang masing-masing dinyatakan dengan vektor a
dan b. Maka akibat kedua vektor itu ditunjukan oleh suatu vektor yang
dilukiskan dengan diagonal jajaran genjang dan
dan
sebagai sisinya (aturan jajaran genjang).
Besaran
dalam fisika yang sekaligus mempunyai besar dan arah seperti gaya, kecepatan,
dan momentum itu dinamai besaran vektor. Semuanya mempunyai kesamaan sifat
(karakteristik), yaitu mempunyai representasi sebagai vektor.
BAB III
PENUTUP
Kadang suatu persoalan tidak bisa dijelaskan hanya dengan satu
cabang ilmu saja melainkan harus dilihat dari berbagai sudut pandang keilmuan.
Aljabar vektor sangat penting berkaitan demgan permasalahan yang dihadapi dalam
fisika.
Aljabar vektor yaitu suatu sistem (kumpulan vektor). Didalamya akan
didefinisikan kesamaan dua buah vektor, perkalian vektor dengan skalar, dan
lain-lain. Dengan konsep (faham) vektor kita maksudkan vektor pada umumnya,
yaitu meliputi vektor gaya,kecepatan,kuat medan, dan lain-lain yang kita
lukiskan sebagai anak panah serta notasi khusus yang digunakan.
Aljabar
vektor dapat di Integralkan yang memiliki persamaan , fungsi dua variabel dengan nilainya vektor di R3 adalah:
y=f(x) =
=
=
dan mempunyai turunan:
Misalkan f dan g dua fungsi vektor dengan nilainya di R3
yang dapat diturunkan maka:
1.
(f +
g)’(t)= f’(t) + g’(t)
2.
(cf)’(t)=cf’(t)
3.
(f.g)’t=f’(t).g(t)+f(t).g’(t)
4.
(fₓg)’(t)=f’(t).g(t)+f(t).g’(t);
rumus ini hanya berlaku jika kedua fungsi mempunyai nilai di R3.
DAFTAR REFERENSI
Syah, Muhibbin .2003.Psikologi Pendidikan
dengan Pendekatan Baru (Edisi Revisi).Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Uno, Hamzah B.2009.Profesi Kependidikan.Jakarta: Bumi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar